Ir.Hatta Rajasa, Detik.com |
Menteri Koordinator Perekonomian, Ir. Hatta Rajasa
mendukung pembangunan Bandara Wirasaba, di Kab. Purbalingga (lokasi di
perbatasan sebelah barat Kab. Banjarnegara) Jawa Tengah yang juga diusulkan
Bupati Sutejo Slamet Utomo (Dalam hal ini lima Bupati yaitu: Wonosobo, Kebumen,
Banjarnegara, Purbalingga dan Banyumas, dimotori oleh Bupati Banyumas secara
bersama-sama mengusulkan dibangunnya Bandara Wirasaba).
"Usulan pembangunan bandara sesuai semangat
percepataan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia," kata Hatta
melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (28/8/2013) pasca digelarnya
Banjarnegara Serayu Expo di Kab. Banjarnegara.
Diharapkan pembangunan bandara akan berdampak terhadap pemerataan pembangunan Banjarnegara dan Kab. sekitarnya di Jawa Tengah.
Selain pembangunan bandara, Hatta juga mendukung kegiatan acara "Banjarnegara Serayu Expo" yang merupakan rangkaian kegiatan Festival Serayu Banjarnegara (FSB) yang berlangsung selama bulan Agustus 2013. Festival Serayu Banjarnegara menampilkan sejumlah kegiatan, seperti Parade Budaya, Pesta Parak Iwak (menangkap ikan liar), Gelar Seni, Serayu Expo, Banjarnegara Bersholawat dan Banjarnegara Hijau serta berbagai acara pesta rakyat lainnya.
Selain pembangunan bandara, Hatta juga mendukung kegiatan acara "Banjarnegara Serayu Expo" yang merupakan rangkaian kegiatan Festival Serayu Banjarnegara (FSB) yang berlangsung selama bulan Agustus 2013. Festival Serayu Banjarnegara menampilkan sejumlah kegiatan, seperti Parade Budaya, Pesta Parak Iwak (menangkap ikan liar), Gelar Seni, Serayu Expo, Banjarnegara Bersholawat dan Banjarnegara Hijau serta berbagai acara pesta rakyat lainnya.
Hatta berharap Banjarnegara Serayu Expo dapat menumbuhkan
produk lokal dalam situasi menghadapi perekonomian global. Penggunaan produk
lokal juga akan menciptakan rasa nasionalisme yang tinggi dan mengurangi kegiatan
impor dari luar negeri.
Hatta mencontohkan pemerintah tengah mengembangkan
kelapa sawit sebagai pengganti minyak dan gas (migas) sebagai energi alternatif
melalui teknologi, sehingga Indonesia dapat mengurangi impor migas.
Hatta juga menyampaikan bahwa pemerintah pusat melalui
Kementerian Koordinator Perekonomian menggulirkan program Master Plan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Program MP3EI Untuk Kejar Pemerataan Pembangunan
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa
mengatakan program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
bertujuan mengejar ketertinggalan dengan pemerataan pembangunan.
"Program MP3EI tentang pembangunan ekonomi Bangsa
Indonesia sampai 2025 dan tidak ada lagi daerah yang tertinggal," kata
Hatta Rajasa pada acara Ground Breaking Proyek MP3EI Pabrik Semen Merah Putih
PT Cemendo Gemilang di Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak, Banten.
Program MP3EI yang diluncurkan pemerintah pada tahun 2011,
strategi dan sasaranya sangat jelas, cara mencapainya jelas, juga tujuan
pembangunanya jelas sampai dengan tahun 2025.
Dimana strategi pembangunan ekonomi bangsa Indonesia
memiliki tiga pilar yakni:
Pilar pertama menempatkan enam koridor pembangunan mulai zona Sumatera, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi, Papua Barat, Bali, NTB dan NTT. Semua koridor itu
tidak boleh lagi ada daerah yang tertinggal dan harus ada pemerataan anta rkoridor.
Pilar kedua dengan adanya pembangunan pelabuhan udara, pelabuhan laut, jalan tol dan
semua diprioritaskan dengan menitikberatkan tidak menggunakan anggaran pemerintah.
Selama ini, kata dia, cara pandang orang pembangunan
infrastuktur selalu identik dengan APBN. "Kita mendorong swasta dan BUMN
untuk mendanai pembangunan infrastuktur dan tidak menggunakan anggaran
pemerintah," Hatta mengatakan.
Pilar ketiga yakni meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi.
Selama ini, kata dia, keberhasilan program MP3EI sejak
dua tahun diluncurkan telah meresmikan perusahaan dengan nilai investasi Rp.647
triliun dan ditargetkan 2014 mencapai Rp.4.000 triliun.
"Nilai investasi itu belum juga dengan pabrik
semen Merah Putih dengan investasi Rp.7 triliun," katanya.
Hatta menjelaskan, selama ini pembangunan infrastuktur
sebanyak 146 proyek dengan nilai investasi mendekati Rp.300 triliun dan sisa
sektor riil.
Mereka yang berinvestasi pembangunan infrastuktur itu adalah BUMN sekitar 26,08, swasta 35,08 persen dan pemerintah 15.03 persen.
Mereka yang berinvestasi pembangunan infrastuktur itu adalah BUMN sekitar 26,08, swasta 35,08 persen dan pemerintah 15.03 persen.
Rekor terbesar pembangunan infrastuktur didanai swasta
sekitar 35,08 persen, sehingga program MP3EI termasuk luar biasa (RB, AN,
11/9/2013).
Doc. By Bio