Yoo.. Hindari Perilaku Korup...!!

Senin, 20 Mei 2013

SELAMAT DATANG BANDARA WIRASABA


Ilustrasi
Impian masyarakat Kab. Purbalingga dan sekitar untuk memiliki bandara komersial di Lanud TNI AU Wirasaba kian mendekati kenyataan.
Pembangunan bandara itu tinggal selangkah lagi, dan dimulai tahun ini. Menurut Danlanud Mayor (Pnb) Arief Sudjatmiko, saat ini pihaknya tinggal menunggu izin dari Kemenhub (SM, 17/04/13). Jika izin turun akan dilanjutkan pembicaraan dengan pemkab terkait pembebasan lahan.

Tim Disbangops Mabes TNI AU belum lama ini sudah ke Lanud Wirasaba untuk memantau sejumlah titik. Diantaranya jalan masuk bandara, perkuatan landasan pacu, serta area approach untuk militer dan sipil.

Saat ini panjang landasan pacu hanya 850 meter. Jika dipanjangkan menjadi 1.800 meter, perlu pembebasan lahan. Lokasi pengembangan landasan pacu masih memungkinkan, yakni sebagian wilayah Desa Wirasaba, Kedunglegok, dan Kemangkon.
Meskipun dikembangkan menjadi bandara komersial, keberadaan Lanud TNI AU Wirasaba dipertahankan.
Komersialisasi itu bukan hanya kebutuhan mendesak bagi Pemkab melainkan juga bagi kabupaten sekitar. Betapa pun, lima kabupaten di Jateng bagian barat selatan (Purbalingga, Banyumas, Kebumen, Banjarnegara, dan Wonosobo) merupakan ring utama pengembangan bandara.
Bupati Wonosobo Kholiq Arif menegaskan, jika Wirasaba dibuka untuk penerbangan umum, pertumbuhan wilayah ini bisa menyamai wilayah Jateng bagian timur.
Menurutnya, selain lima kabupaten sekitar, keberadaan bandara itu akan dirasakan manfaatnya oleh wilayah pantura bagian barat seperti Brebes, Slawi, Tegal, dan Pemalang.
Diakui atau tidak, keberadaan Bandara Tunggulwulung (Cilacap) belum memberi dampak ekonomis bagi masyarakat di wilayah Jateng bagian barat-selatan. Karena itu, pembenahan Bandara Wirasaba menemukan urgensinya. Dari sisi geoekonomi, pengembangan Wirasaba sangat potensial bagi akselerasi pertumbuhan ekonomi regional.

Kerja Sama

Pertumbuhan perekonomian sangat ditentukan oleh ketersediaan sarana prasarana angkutan umum. Pasalnya, mobilitas penumpang antarkota dalam provinsi (AKDP) ataupun antarkota antar provinsi (AKAP) merupakan indikasi tingginya mobilitas tenaga kerja suatu daerah (SM, 08/ 05/ 08).
Pengembangan Wirasaba menjadi bandara komersial tak saja membawa manfaat bagi masyarakat Kabupaten Purbalingga, tapi juga bagi masyarakat kabupaten tetangga. Karena itu, pengembangan Lanud Wirasaba tak boleh didasari oleh egoisme lokal. Pemerintah daerah se-wilayah Barlingmascakeb perlu memberikan dukungan baik secara moral maupun finansial.
Perlu pula merumuskan MoU melibatkan pemkab se-Barlingmascakeb, pemprov, pemerintah pusat, dan berbagai instansi terkait. Salah satu langkah nyata, Pemkab Purbalingga dan Banyumas sedang membangun Jembatan Linggamas yang menghubungkan Desa Petir, Kec. Kalibagor (Kab. Banyumas) dengan Desa Kedungbenda, Kec. Kemangkon (Kab. Purbalingga). Proyek pembangunannya dijadwal kelar tahun ini.

Jarak tempuh dari Kota Purwokerto ke Wirasaba saat ini sekitar 30 km dengan rute memutar Kota Purbalingga yang rawan macet. Dengan dibangunnya Jembatan Linggamas, jarak tempuh hanya 14 km dan relatif lancar.
Kahadiran bandara di suatu daerah tak saja memberi multiplier effect bagi pertumbuhan ekonomi daerah bersangkutan, tapi juga bagi daerah sekitar. Pertumbuhan sektor pariwisata Kabupaten Banjarnegara, misalnya, akan terpacu.

Beberapa kali Sungai Serayu digunakan sebagai lokasi ajang lomba arung jeram (rafting) tingkat nasional dan internasional. Sangatlah beralasan jika Pemkab Banjarnegara bertekad menjadikanya sebagai ikon wisata.
Pendidikan tinggi di Purwokerto pun akan lebih bertumbuh. Program Doktor (S-3) bisa menjadi kian progresif dengan makin mudahnya mobilitas profesor dari berbagai perguruan tinggi di Tanah Air dan manca negara. Siapa pun cagub-cawagub terpilih nanti, semoga mendorong realisasi Bandara Wirasaba. (10)

Doc. by Akhmad Saefudin SS,ME, Edit by Bio.