Ya, tentu saja! Karena dengan adanya pepohonan dan
vegetasi di atas permukaan bumi, maka akan dapat mengelola sistem tata air yang
sangat diperlukan bagi kelangsungan makhluk hidup. Melalui pepohonan air hujan
yang jatuh ke bumi akan diatur sedemikian rupa : sebagian air akan diserap ke
dalam tanah dan menimbulkan sumber mata air, sebagian lagi ditahan oleh
perakaran untuk menjaga kesuburan tanah dan menumbuhkan tanaman-tanaman,
sebagian lagi menjadi aliran permukaan menuju ke sungai-sungai yang selanjutnya
dikembalikan ke laut. Dan dari lautan diuapkan oleh angin untuk diturunkan
kembali sebagai hujan. Demikian seterusnya. Semua itu berjalan demi
kelangsungan seluruh makhluk hidup di permukaan bumi ini.
Disamping itu, yang tak kalah pentingnya, pepohonan
menghasilkan oksigen (O2) yang diperlukan bagi seluruh makhluk hidup untuk
bernafas. Pepohonan juga berfungsi untuk menyerap emisi karbon (CO2) di
atmosfer dan polutan lainnya. Sehingga udara yang kita hirup menjadi bersih dan
segar.
Pendek kata, hutan dan pepohonan sangat dibutuhkan
bagi kelangsungan hidup manusia. Oleh karena itu kita semua sudah seharusnya
meningkatkan budaya menanam dan memelihara pohon sebagai warisan bagi anak cucu
kita.
Sebaliknya, bayangkanlah apa jadinya jika seluruh permukaan
bumi ini tanpa pepohonan! Bumi akan menjadi tandus dan gersang di musin
kemarau. Permukaan es di kutub utara dan kutub selatan akan mencair, air di
permukaan laut akan naik. Jika terjadi hujan akan langsung ke permukaan bumi,
sungai-sungai akan meluap maka akan terjadi bencana banjir yang hebat. Seluruh
makhluk hidup akan terancam punah bukan ? inilah yang disebut dampak perubahan
iklim akibat pemanasan global (global warning) …. Naudzubillahi min dzalik.
Bagaimana Komitmen Pemerintah?
Presiden Republik Indonesia telah berkomitmen untuk
menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 26 % dengan upaya sendiri atau sampai 4
%, dengan dukungan internasional pada tahun 2020 dalam rangka mitigasi
perubahan iklim global.
Salah satu upaya yang diperlukan adalah penanaman dan
pemeliharaan pohon yang dilakukan secara masal oleh setiap komponen
bangsa.
Pada peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia Tahun
2011 di Bogor Jawa Barat, Presiden RI telah mengamanatkan untuk melanjutkan
Gerakan Penanaman Satu Milyar Pohon pada tahun 2012 yang diselenggarakan secara
Nasional dengan melibatkan seluruh komponen bangsa dalam rangka rehabilitasi
hutan dan lahan kritis serta antisipasi dampak perubahan iklim global.
Bagaimana Cara Merealisasikan Penghijauan?
1. Melakukan kegiatan penanaman pohon bersama-sama dengan masyarakat pada
lahan terbuka yang terlantar di luar dan di dalam kawasan hutan; dan
2. Mengajak seluruh lapisan masyarakat serta
membangkitkan semangat swadaya masyarakat dalam Gerakan Penanaman Satu Milyar
Pohon.
Tujuan Gerakan Penanaman Satu Milyar Pohon adalah
untuk :
- Menambah tutupan lahan dan mencegah terjadinya bencana banjir dan longsor;
- Menigkatkan konservasi keanekaragaman hayati (biodeversity);
- Meningkatkan penyerapan karbon (CO2) di atmosfir untuk pencegahan dampak perubahan iklim;
- Mendukung pembangunan ketahanan pangan, energi, dan ketersediaan air untuk kesejahteraan masyarakat.
Mengingat pentingnya Gerakan Penanaman Satu Milyar
Pohon sebagai upaya perbaikan lingkungan dan sangat bermanfaat bagi masyarakat
luas, maka diharapkan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat serta instansi
terkait, kalangan pendidikan, TNI, POLRI, dan swasta untuk dapat mendukung Gerakan
Penanaman Satu Milyar Pohon.
Cilacap Peduli OBIT
Dapat Dicontohkan, misalnya seperti yang dilaksanakan
di Kabupaten Cilacap. Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji mengatakan, program
penanaman satu milyar pohon/OBIT tahun 2012 di Kabupaten Cilacap berhasil
dengan baik. Hal ini terlihat dari target sebesar 8.500.000 batang periode 1
Pebruari 2012 hingga 31 Januari 2013, telah berhasil dilampaui dengan total
realisasi penanaman mencapai 11.507.203 batang atau 135,38 persen.
Hal tersebut dikemukakan oleh Tatto di hadapan Tim
Penilai Lomba Bupati Peduli OBIT tingkat Nasional, Kamis (29/08) malam, di
Gadri pendopo Wijayakusuma Cilacap.
Tim Penilai yang berjumlah empat orang diketuai, DR.
Ir. Eko Warsito yang juga menjabat Kasubdit Rehabilitasi Hutan, Ditjen BPDAS PS
Kementerian Kehutanan RI.
Keberhasilan program OBIT di Cilacap, tidak lepas dari
dukungan seluruh komponen masyarakat serta diawali dengan pembentukan kelompok
kerja Penanaman satu milyar Pohon, yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati
Nomor 522/311/21/Tahun 2012 tanggal 16 Juni 2012.
Dalam pelaksanaan OBIT di Kabupaten Cilacap, jumlah
penanaman bibit dibedakan menjadi dua, yakni; penanaman yang dilaksanakan oleh
pemerintah dan Non Pemerintah. Penanaman dari sektor Pemerintah mencapai
5.847.431 batang atau mencapai 50,81 persen. Sedang penanaman dari sektor non
pemerintah mencapai 5.658.772 batang atau mencapai 49,19 persen.
Sedangkan tingkat partisipasi/keswadayaan masyarakat
dalam program OBIT mencapai 3.403.254 batang atau mencapai 29,57 persen.
Sementara dari bantuan CSR perusahaan seperti Pertamina, Holcim dan perbankan,
jumlah pohon yang ditanam mencapai 2.072.680 batang atau 18,01 persen.
Suksesnya program OBIT di Cilacap, juga didukung
dengan keberadaan dan aktifitas Posko Bibit, yang saat ini terdapat dua posko,
yakni posko bibit Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Cilacap dan Posko
Bibit UPT Pembibitan DisHutbun di desa Kunci Sidareja.
Menurut Ketua Tim penilai, DR. Ir. Eko Warsito,
kedatangan Tim Penilai OBIT Tingkat Nasional di Cilacap adalah untuk melihat
secara langsung realisasi pelaksanaan OBIT, termasuk di dalamnya posko-posko
bibit Dishutbun Cilacap dan UPT pembibitan Dinas Kehutanan dan perkebunan
Cilacap.
Setelah mendengar paparan dari Bupati, lanjut Eko
Warsito, tim mendapat gambaran yang jelas tentang komitmen yang kuat dari
Bupati dan Pemkab Cilacap untuk mensukseskan pelaksanaan OBIT. Hal ini jelas
terlihat dari realisasi penanaman pohon yang melebihi target nasional.
Hari Jumat (30/08/2013) Tim Penilai Lomba Bupati Peduli
OBIT, melakukan peninjauan secara langsung ke posko Bibit Dishutbun dan Posko
UPT Pembibitan di Desa Kunci Sidareja (Sumber: Humas Pemkab).
Lantas
Apa Yang Sebaiknya Dilakukan Masyarakat?
Masyarakat dapat melaksanakan
berbagai upaya penanaman pohon melalui kegiatan penghijauan lingkungan dengan
sasaran lokasi pada lahan kosong dan terlantar, antara lain di sekitar
permukiman, tegalan, pekarangan, lingkungan sekolah, lingkungan tempat ibadah,
sekitar sumber mata air, sempadan sungai, teras jalan, serta lokasi lain di
luar kawasan hutan.
Mengingat keterbatasan Pemerintah,
maka kegiatan penanaman oleh masyarakat semaksimal mungkin melibatkan
partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat secara swadaya, baik dalam hal
penyediaan bibit, tenaga, maupun sarana pendukung lainnya.
Jenis tanaman yang dipilih dapat
berupa kayu-kayuan maupun jenis Multi Puposeses Tree Species (MPTS), yaitu
tanaman yang dapat dimanfaatkan selain kayunya (buah, bunga, daun, dll)
Pemilihan jenis tanaman disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan
mepertimbangkan segi kemanfaatannya, baik dari aspek ekonomis, aspek
peningkatan kualitas lingkungan, serta aspek sosial budaya setempat.
Yang terpenting setelah pohon ditanam adalah: pemeliharaan rutin, penggantian segera untuk tanaman yang mati, pemberantasan hama dan penyakit, serta pemupukan bilamana perlu agar pohon dapat tumbuh dengan baik dan sempurna seperti yang diharapkan. Yang mana pada akhirnya dapat diambil manfaat seperti tujuan semula penanaman pohon.
Yang terpenting setelah pohon ditanam adalah: pemeliharaan rutin, penggantian segera untuk tanaman yang mati, pemberantasan hama dan penyakit, serta pemupukan bilamana perlu agar pohon dapat tumbuh dengan baik dan sempurna seperti yang diharapkan. Yang mana pada akhirnya dapat diambil manfaat seperti tujuan semula penanaman pohon.
Waahhh... hijaunya Nusantaraku....
Doc. By Bio