Yoo.. Hindari Perilaku Korup...!!

Minggu, 25 Agustus 2013

FESTIVAL SERAYU BANJARNEGARA 2013

Dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI yang ke 68 dan Hari Jadi Kab. Banjarnegara yang ke 182, Festival Serayu Banjarnegara (FSB) 2013 digelar. Pembukaan Acara Festival berlangsung tanggal 24 Agustus 2013 bertempat di Alun-alun Banjarnegara. Namun demikian kegiatan pendahuluan sudah dilaksanakan sejak hari-hari setelah lebaran, dan dilanjutkan sampai akhir Agustus 2013.
Bagaimana persiapan dan rangkaian FSB tersebut? Marilah kita ikuti.


Bima Jadi Maskot Festifal Serayu Kab. Banjarnegara

Gelaran Festival Serayu Banjarnegara yang mengusung ikon Sungai Serayu dengan berbagai agenda wisata, digencarkan promosinya. Selain promosi, diluncurkan pula maskot event berupa tokoh Bima sedang naik perahu dan berarung jeram.
"Maskot itu dipilih untuk mengingatkan bahwa mata air atau sumber dari Sungai Serayu berasal dari tuk Bima Lukar yang berada di Dataran Tinggi Dieng. Dalam perkembangannya, Serayu menjadi denyut nadi dan sumber penghidupan masyarakat di sepanjang sungai itu, termasuk Banjarnegara," kata Bupati Sutedjo Slamet Utomo dalam jumpa pers di Serayu Park Banjarnegara, Sabtu, 9 Februari 2013.

Karena itulah, semangat menggelar festival tahun 2013, tidak hanya semata untuk agenda wisata saja namun juga untuk melestarikan daerah aliran sungai. Dengan mengetahui sumber airnya dan daerah aliran sungainya, diharapkan masyarakat makin peduli dengan lingkungan Serayu. Untuk itu, ada juga agenda penanaman pohon yang dirangkai dalam acara Banjarnegara Hijau.

Seribu Tenong Disiapkan

Untuk menyambut Festival Serayu Banjarnegara 2013, disiapkan seribu tenong untuk mendukung Pesta Parak Iwak di Sungai Serayu.

Terlihat gadis-gadis mengusung Tenong
Kepala Bappeda Kabupaten Banjarnegara, Setiawan, pada coffe morning di pendapa, Rabu (20/2/13) mengatakan, persiapan juga dilakukan dengan berkoordinasi bersama para perajin tenong. Agar pada saatnya diperlukan pada bulan Agustus sudah siap. Setiap dinas dan instansi juga diminta menyukseskan dengan mengirim setidaknya tiga sampai empat tenong lengkap dengan isinya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Aziz Achmad, mengatakan kini promosi memperkenalkan festival terus dilaksanakan ke berbagai daerah baik dalam dan luar negeri. Tujuannya agar pengunjung dapat mengagendakan wisata ke Banjarnegara jauh-jauh hari," katanya (SM).

Kirab Hari Jadi Kabupaten Banjarnegara

Kamis tanggal 22 Agustus 2013 masyarakat Banjarnegara memperingati hari jadinya yang ke 182. Puncak peringatan ditandai dengan kirab para pejabat dengan napak tilas ibukota lama di desa Banjarkulon  Kecamatan Banjarmangu menggunakan transportasi dokar.  Bupati dan para anggota Forkominda semua naik dokar. Dilepas oleh Kepala Desa Banjarkulon Hudiono dari pendopo lama menuju  pendopo Dipayuda Adigraha di kota Banjarnegara.


Suasana Kirab Hari Jadi Kab Banjarnegara
Sepanjang jalan masyarakat ramai-ramai  menyambut dan mengelu-elukan  rombongan kirab. Di depan sendiri dokar pembawa bendera lambang daerah dan bendera merah putih yang sebelumnya diserahkan oleh Ketua DPRD Banjarnegara Wahyu Kristanto kepada Bupati Sutedjo Slamet Utomo dan Wakil Bupati Hadi Supeno. Rute kirab dari desa Banjarkulon-Banjarmangu-Petambakan-Rejasa-Kutha Banjarnegara.

Rombongan kirab kemudian mengikuti Rapat Paripurna Istimewa DPRD dalam rangka Hari Jadi ke 182 dengan agenda utama pembacaan Perda No 3 tahun 1991 tentang Peringatan hari Jadi Banjarnegara, pembacaan sejarah kabupaten Banjarnegara dan Pidato Bupati. Setelah itu Bupati, Wakil Bupati, Ketua DPRD dan segenap anggota, serta anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah mengikuti kirab.

Urut-urutan kirab di depan sendiri manggala yudha yang diperankan oleh Mudi, diikuti pasukan tambur, kemudian lambang daerah dan bendera merah putih, lalu urutan gambar Bupati-Wakil Bupati pertama hingga terakhir.

Di belakangnya Bupati dan Wakil Bupati diapit Kakang Mbekayu Duta Wisata 2012 dan 2013. Di akhir pasukan ditandu tujuh gunungan berisi masing-masing berisi padi dan jagung (pala wija), pala pendem, pala gumantung, buah-buahan, dan sayur mayur.  Dari Gedung DPRD hingga alun-alun dan halaman pendopo, ribuan massa berjubel sepanjang jalan menyaksikan kirab dengan penuh antusiasme.
Puncak kemeriahan terjadi saat tujuh gunungan memasuki bagian utara alun-alun. Gunungan belum diletakkan, langsung dirayah oleh ribuan penonton yang sudah menunggu sejak pagi hari.

“Kula matur nuwun dhumateng sedaya warga masyarakat Banjarnegara ingkang sampun sami njagi persatuan lan kesatuan, sarta ngudi pakaryan kanthi sregep, prigel, gemi nastiti sahengga Banjarnegara majeng ing sedaya babagan. Taksih kathah kekirangan, nanging ugi kathah kemajengan. Mugi-mugi warsa ngajeng langkung sae malih” kata Bupati dalam pidatonya yang menggunakan bahasa Jawa. Prosesi hari jadi dimeriahkan dengan pagelaran tari Gambyong Banyumasan, tari Rampak Serayu, dan tari Jemparing.

Gelaran Parade Budaya

Belasan ribu pengunjung memadati sepanjang jalan dan alun-alun, tempat digelarnya parade budaya yang mengawali pembukaan Festival Serayu Banjarnegara (FSB) 2013, Sabtu, 24 Agustus 2013.
Mereka sudah sejak pagi menunggu parade budaya berupa atraksi kesenian dan adat lama dari 20 kelompok penampil. Antara lain tari rampak yakso dari Dieng, Ujungan dari Susukan, Brenong Kepang, Brendung, Lesung, Kothekan, Batik Carnaval dan lainnya.


Doc. Detikcom

Acaranya menarik, ternyata lain dari pawai atau acara biasanya," kata Dwi Atmoko, warga asal Kecamatan Wanadadi, yang datang bersama istri dan anaknya.
Ketertarikan tak hanya disampaikan oleh warga saja, seorang Duta Besar dari Yaman, Ali Alsoswa, yang menghadiri parade budaya itu mengaku terkesan. Bahkan ia berencana mengunggah foto-foto hasil jepretannya ke media sosial untuk dipromosikan ke negara dan rekan-rekannya.

"Saya terkesan dan terima kasih sudah mengundang saya ke Banjarnegara," katanya (M Syarif SW/CN38/SMNetwork).

Ganjar Jadi Gatotkaca Di Festival Serayu Banjarnegara

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang baru saja dilantik, mengenakan kostum tokoh pewayangan Gatotkaca dalam kegiatan Festival Serayu Banjarnegara (FSB) di Banjarnegara, Jawa Tengah. Dalam acara tersebut Ganjar mengaku ketika kali pertama datang langsung didaulat untuk mengenakan kostum gatotkaca.
"Baru pertama kali didandani kaya kiye, ketone nek anakku liat malah senang," ujar Ganjar, Sabtu, 24 Agustus 2013.


Gubernur Jateng Ganjar P. dengan pakaian Gatotkaca
Ganjar mengungkapkan apresiasi setinggi-tingginya terhadap pagelaran FSB 2013 yang digelar Kab. Banjarnegara. Ia mengatakan pendekatan kebudayaan seperti yang dilakukan dalam FSB, menjadi bagian penting dalam membangun karakter kepribadian bangsa.
"Banjarnegara memberikan pengalaman baru dengan melalui pendekatan kebudayaan. Hal ini sebenarnya sesuai dengan nilai-nilai pancasila," ujarnya.

 

FSB 2013 diisi pawai budaya yang diikuti 20 peserta dari berbagai kecamatan dengan menampilkan kesenian asli masing-masing.

Selain itu, acara ini juga dihadiri perwakilan
Duta Besar negara sahabat serta anggota DPR RI yang menjabat sebagai Sekjen Partai Persatuan Pembangunan, Romahurmuzy dan beberapa tamu dari kabupaten lainnya.
(Chandra, merdeka.com),

Parak Iwak Memeriahkan Festifal

Puluhan ribu orang turun ke sungai Serayu pada Acara Parak Iwak di Banjarnegara. Foto: Suara Merdeka

Gelaran Festival Serayu Banjarnegara 2013 juga dimeriahkan dengan acara unik dan menarik, bertempat di Sungai Serayu. Acara tersebut yakni Pesta Parak Iwak yang digelar tanggal 27 Agustus 2013.

Bupati Sutedjo Slamet Utomo, mengatakan, Pesta Parak Iwak merupakan sebuah bentuk pengejawantahan kesadaran masyarakat di sekitar Serayu, yang telah merasakan manfaat sungai tersebut.

"Parak iwak akan diawali prosesi pengambilan Ulam Sari Tirta Nyawiji dari telaga-telaga di Dataran Tinggi Dieng. Yakni Telaga Balekambang, Merdada, Sewiwi, Sendang Sedayu, Telaga Pengilon, Telaga Warna dan Telaga Cebong," katanya, Rabu (13/2).
Ulam Sari Tirta Nyawiji itu, kemudian ditempatkan dalam bokor Tumus Pandeleng Ing Manah dan dikirab melalui kota Batur, Wanayasa, Karangkobar, Banjarmangu dan disemayamkan di Madukara.

Baru hari berikutnya dikirab ke sungai Serayu dan dilarung. Para wisatawan dapat ikut acara itu dari mulai gogoh iwak, menangkap ikan di sungai, makan bersama 1000 tumpeng sembari menikmati hiburan seni budaya (SM).

Dukungan Promosi Bidang Pariwisata

Program Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Pariwisata Trisakti Jakarta membantu pelaksanaan Festival Serayu Banjarnegara Tahun 2013 berupa promosi kegiatan. Hal ini dibahas saat audiensi perwakilan mahasiswa dengan Wakil Bupati Drs. Hadi Supeno, M. Si., di rumah dinas.

Koordinator mahasiswa Mila Feryanti, menyatakan bahwa tujuan mereka melakukan audiensi adalah untuk mengetahui sejauh mana mereka dapat memberikan sumbangsih berkaitan dengan disiplin ilmu yang digelutinya. Kebetulan, imbuh putri Satrio Yudiarto Pemilik Surya Yudha Park, Sekolah Tinggi Ilmu Pariwisata Trisakti memiliki pengalaman kerjasama dengan Pemkab Cirebon.

“Pada tahun lalu, kami mempunyai program pengembangan home stay bekerja sama dengan Pemkab Cirebon. Program ini kami nilai cukup berhasil karena dari lima rumah kini telah berkembang menjadi sepuluh rumah. Dalam kapasitas seperti itu, kami ingin membantu pemkab mengembangkan sarana pendukung pariwisata untuk mendukung pelaksanaan Festival Serayu” katanya.

Tarian Serayu. Doc. Humas Pemkab
Wakil Bupati Drs. Hadi Supeno, M. Si., menyambut baik inisiatif yang dilakukan oleh Mahasiswa Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Pariwisata Trisakti yang ingin mendharmabaktikan ilmu secara langsung dengan membantu pelaksanaan Festival Serayu. Setelah memberikan cukup penjelasan tentang Festival Serayu berkait sejarah, nama, cakupan kegiatan, sasaran, dan target kegiatan, wabup menyampaikan sejumlah hal yang masih membutuhkan bantuan agar optimal.

Pertama adalah masalah promosi kegiatan Festival Serayu. “Kami menyadari hal ini sebagai masalah berat. Bisa jadi dengan kerja keras dan panjang pengunjung yang hadir sedikit ataupun banyak namun tidak berkualitas. Ini menjadi tantangan kami sendiri dan kuncinya ada di keberhasilan promosi yang kami lakukan” katanya.

Kedua, imbuhnya, adalah masalah akomodasi yang masih sangat kurang.
“Total kapasistas kamar hotel di Banjarnegara hanya 271 kamar. Ini masih sangat kurang. Kita sangat mengharapkan hadirnya 150 ribu pengunjung ke acara ini. Karena itu, kita berupaya mengembangkan home stay di wilayah perkotaan dengan bekerjasama dengan Kelurahan Kota. Di bagian inilah, kami berharap peran mahasiswa Trisakti untuk membantu pengembangan homestay yang memenuhi standar pelayanan” katanya.

Ketiga, sambung Hadi, Banjarnegara belum memiliki pusat oleh-oleh. “Selalu saja, lanjutnya, setiap kami promosi aneka produk makanan khas Banjarnegara yang sungguh sangat orisinil baik rasa maupun jenisnya, kami selalu kebingungan saat ada pertanyaan dimana kami dapat membeli produknya”. “Banjarnegara membutuhkan pusat oleh-oleh yang representative dimana di tempat tersebut tersedia tempat parkir luas, mushola, toilet, tempat istirahat, dan sarana pendukungnya. Bila memungkinkan mahasiswa Trisakti bisa membantu kami mendatangkan investor” katanya.

Selain bantuan promosi melalui berbagai sarana yang dimiliki oleh mahasiswa Pasca Sarjana maupun lembaganya, kata Hadi, kami juga berharap pada saat pelaksanaannya dibantu untuk mengerahkan mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti agar berbondong-bondong ikut menghadiri kegiatan Festival Serayu Banjarnegara Tahun 2013.
“Paling tidak ikut hadir pada ikon kegiatan Festival Serayu yaitu Pesta Parak Iwak saat ribuan orang bersama-sama turun ke sungai Serayu untuk mencari ikan dengan menggunakan kedua tangannya. Kegiatan ini unik karena langka dan tidak ada di tempat lain. Di kegiatan ini, orang berpeluang meraih hadiah besar karena mendapatkan ikan yang bertanda khusus” katanya (Wahyono, Humas Setda Banjar Negara, **--eko br).

Sudah Saatnya Serayu Jadi Ikon

Geliat Festival Serayu Banjarnegara (FSB) 2013 sudah terasa. Beberapa desa bahkan mempersiapkan kesenian untuk ditampilkan dalam ajang terbesar di Banjarnegara ini.
Festival Serayu Banjarnegara dilangsungkan pada tangal 24 hingga 31 Agustus mendatang. Semua kalangan menyambut event pertama dan terbesar di Banjarnegara ini.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Parisiwata (Dinbudpar) Kabupaten Banjarnegara, Aziz Achmad mengatakan, dalam Festival Serayu Banjarnegara ini, panitia akan menjadikan Sungai Serayu yang berhulu di Dataran Tinggi Dieng akan menjadi ikon wisata Kabupaten Banjarnegara.

“Saatnya Serayu diangkat menjadi ikon Banjarnegara dan dijual sebagai paket wisata. FSB 2013 ini menjadi awal kebangkitan wisata di Banjarnegara,” katanya.

Sungai Serayu yang membelah wilayah Banjarnegara memiliki potensi alam dan budaya yang luar biasa. Sayangnya, selama ini belum bisa digarap optimal. Sejauh ini, paket wisata Sungai Serayu yang sudah digarap adalah wisata arung jeram. Selain rutin dikunjungi wisatawan domestik dari berbagai daerah di tanah air, beberapa kali, Sungai Serayu digunakan sebagai lokasi kegiatan lomba arung jeram tingkat nasional bahkan internasional.

Melalui FSB 2013 ini, selain arung jeram, juga mengangkat kebudayaan lembah Sungai Serayu yang sangat beragam. Sekaligus untuk ditawarkan menjadi daya tarik wisatawan domestik dan mancanegara. Banjarnegara sejauh ini belum terlalu dikenal oleh khalayak luas sebagai destinasi wisata. Namun, sejak berdirinya hotel berbintang di Banjarnegara 2011 lalu, pemkab berniat lebih mempromosikan wilayah yang berada di lintas jalur tengah Jateng ini (Satelit.news).

Selamat, semoga Banjarnegara Gilar-gilar benar-benar bersinar.

Doc. by Bio