Yoo.. Hindari Perilaku Korup...!!

Rabu, 03 Juli 2013

WISATA KABUPATEN PURBALINGGA (Sesi Kedua)

Geososiografi

Purbalingga, adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya di Purbalingga. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Pemalang di utara, Kabupaten Banjarnegara di timur dan selatan, serta Kabupaten Banyumas di barat.
Purbalingga berada di cekungan yang diapit beberapa rangkaian pegunungan. Di sebelah utara merupakan rangkaian pegunungan (Gunung Slamet dan Dataran Tinggi Dieng). Bagian selatan merupakan Depresi Serayu, yang dialiri dua sungai besar Kali Serayu dengan anak sungainya Kali Pekacangan, dan yang membelah wilayah kabupaten adalah Sungai Klawing. Ibukotanya berada di bagian barat wilayah kabupaten, berjarak sekitar 21 km sebelah timur dari Kota Purwokerto.

Wilayah Kabupaten Purbalingga mempunyai topografi yang beraneka ragam, meliputi: dataran rendah, perbukitan dan lereng gunung.
Adapun pembagian bentang alamnya adalah sebagai berikut:

Bagian Utara, merupakan daerah dataran tinggi yang berbukit—bukit dengan kemiringan lereng lebih dari 40 persen, meliputi; Kecamatan Karangreja, Bobotsari, Karanganyar, Rembang, sebagian wilayah Kecamatan Kutasari, Bojongsari dan Mrebet.

Bagian Selatan, merupakan daerah yang relatif rendah dengan nilai faktor kemiringan berada antara 0 persen sampai dengan 25 persen meliputi; wilayah Kecamatan Kalimanah, Padamara, Purbalingga, Kemangkon, Bukateja, Kejobong, Pengadegan. Sebagian Wilayah Kecamatan Kutasari, Bojongsari dan Mrebet.
Luas daerah
: 77.764,122 ha / 777,64 Km2
Letak
: 109° 11' BT - 109° 35' BT

: 7° 10' LS - 7° 29' LS
Suhu udara rata-rata minimum
: 24,3°C
Suhu udara rata-rata maksimum
: 31,7° C
Kelembaban udara rata-rata
: 85%
Hari hujan rata-rata
: 123 hari
Curah hujan rata-rata
: 3.130 mm

Pembagian administratif

Kabupaten Purbalingga terdiri atas 18 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Purbalingga.

Sejarah Kabupaten Purbalingga

Sebuah nama yang pasti tidak akan tertinggal ketika membicarakan sejarah Purbalingga adalah Kyai Arsantaka, seorang tokoh yang menurut sejarah menurunkan tokoh-tokoh Bupati Purbalingga. Kyai Arsantaka yang pada masa mudanya bernama Kyai Arsakusuma adalah putra dari Bupati Onje II. Sesudah dewasa diceritakan bahwa kyai Arsakusuma meninggalkan Kadipaten Onje untuk berkelana ke arah timur dan sesampainya di desa Masaran  (Sekarang di Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara) diambil anak angkat oleh Kyai Wanakusuma yang masih anak keturunan Kyai Ageng Giring dari Mataram. Pada tahun 1740 - 1760, Kyai Arsantaka menjadi demang di Kademangan Pagendolan (sekarang termasuk wilayah desa Masaran), suatu wilayah yang masih berada dibawah pemerintahan Karanglewas (sekarang termasuk kecamatan Kutasari, Purbalingga) yang dipimpin oleh Tumenggung Dipayuda I.

Banyak riwayat yang menceritakan tentang heroisme dari Kyai Arsantaka antara lain ketika terjadi perang Jenar, yang merupakan bagian dari perang Mangkubumen, yakni sebuah peperangan antara Pangeran Mangkubumi dengan kakaknya Paku Buwono II dikarenakan Pangeran Mangkubumi tidak puas terhadap sikap kakaknya yang lemah terhadap kompeni Belanda.

Dalam perang jenar ini, Kyai Arsantaka berada di dalam pasukan Kadipaten Banyumas yang membela Paku Buwono. Dikarenakan jasa dari Kyai Arsantaka kepada Kadipaten Banyumas pada perang Jenar, maka Adipati Banyumas R. Tumenggung Yudanegara mengangkat putra Kyai Arsantaka yang bernama Kyai Arsayuda menjadi menantu. Seiring dengan berjalannya waktu, maka putra Kyai Arsantaka yakni Kyai Arsayuda menjadi Tumenggung Karangwelas dan bergelar Raden Tumenggung Dipayuda III.

Masa pemerintahan Kyai Arsayuda dan atas saran dari ayahnya yakni Kyai Arsantaka yang bertindak sebagai penasihat, maka  pusat pemerintahan dipindah dari Karanglewas ke desa Purbalingga yang diikuti dengan pembangunan pendopo Kabupaten dan alun-alun.

Nama Purbalingga ini bisa kita dapati di dalam kisah-kisah babad. Adapun Kitab babad yang berkaitan dan menyebut Purbalingga diantaranya adalah Babad Onje, Babad Purbalingga, Babad Banyumas dan Babad Jambukarang. Selain dengan empat buah kitap babat tsb, maka dalam  merekonstruksi sejarah Purbalingga, juga melihat arsip-arsip peninggalan Pemerintah Hindia Belanda yang tersimpan dalam koleksi Arsip Nasional Republik Indonesia. Berdasarkan sumber-sumber di atas, maka melalui Peraturan daerah (Perda) No. 15 Tahun 1996 tanggal 19 Nopember 1996, ditetapkan bahwa hari jadi Kabupaten Purbalingga adalah 18 Desember 1830 atau 3 Rajab 1246 Hijriah atau 3 Rajab 1758 Je.

Tokoh-tokoh terkenal

Jenderal Soedirman. Jenderal besar pertama di Indonesia. Legenda dalam dunia militer Indonesia, pakar perang gerilya dan terkenal gigih dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Syekh Nahrawi al Banyumasyi. Beliau adalah seorang ulama yang sangat masyhur di tanah Arab. Beliau banyak mempunyai murid dan bahkan menjadi hakim agung di Arab Saudi (lihat; Islam transformasi; Azyumardi Azra; Gramedia; 1997). Syeh Nahrowi ini wafat pada tahun 1926 di Makkah.
KH Abu 'Amar, beliau adalah kakak dari Syeh Nahrowi al Banyumasi. KH Abu 'Amar ini adalah seorang intelektual muslim yang sangat disegani tidak saja pada regional Banyumas akan tetapi juga nasional.
Kancah beliau di tingkat nasional bisa ditelusur ketika beliau berteman akrab dengan seorang hakim belanda yang sangat terkenal yaitu Prof. Terrhar. Diskusi yang intens KH 'Abu 'Amar ini dengan Terhar ini kemudian memunculkan perlunya sebuah peradilan bagi kaum inderland tersendiri yang terpisah dengan landrat yang ada ketika itu. Peradilan ini hanya diberlakukan buat kaum inderlands yang berhubungan dengan hukum-hukum perdata (Begerlijc Wetbook). Sektor yang diurus oleh peradilan ini meliputi pernikahan, perceraian, hukum waris. Peradilan ini kemudian dikenal dengan Pengadilan Agama, yang peradilan agama ini telah berkembang sekarang sampai keseluruh persada nusantara. Dalam sejarah peradilan di Indonesia, pengadilan agama ini sekarang telah menjadi salah satu dari empat peradilan di Indonesia. Dan sekarang pengadilan Agama telah sama kedudukannya dengan pengadilan umum serta dibawah satu atap Mahkamah Agung. Bahkan kewenangan Pengadilan Agama kini telah meluas tidak saja hal-hal yang berkenaan dengan hukum Perdata tapi juga menerima sengketa pidana yang bersifat syariah.

KH Mohammad Ngisom. Beliau adalah putra dari KH Abu 'Amar. Beliau merupakan ulama yang sangat disegani di Nusantara. Beliau pada masa mudanya berdakwah tidak saja di Indonesia tapi juga di Singapura, timur tengah bahkan sampai Rusia. Penuturan secara lisan yang writer himpun menyatakan bahwa ketika beliau di singapura melakukan dakwah sampai hampir puluhan tahun. Sampai kemudian beliau mempunyai istri orang singapura. Tidak hanya itu sekembalinya beliau berdakwah melanglang buana, kemudian beliau juga aktif di partai politik masyumi. Karier politik beliau cukup cemerlang dengan menjadi ketua DPRD Kab. Purbalingga pertama kalinya.

KH R Abdul Mu'in. Cucu dari KH Abu 'Amar. Kemudian ada pula Drs. H Abbas Mu'in MA.

Abdullah Sya'roni, SH. Adalah mantan duta besar RI yang berkuasa penuh atas negara syiria, lebanon dan palestina. beliau juga adalah putra asli Kauman Purbalingga, yang juga masih berkait erat keturunan KH Abu'Amar.
KH Ahsin Ma'ruf, beliau ini asalnya dari desa Kertanegara Purbalingga. Masa mudanya beliau habiskan beraktivitas di organisasi keagamaan. Hingga kemudian beliau mewakili Purbalingga untuk duduk di DPRD Propinsi jawa Tengah periode 1971-1977.

H. Supriyadi. Beliau berasal dari desa Kalijaran kecamatan Karanganyar. masa mudanya memang telah bergelut dengan dunia politik. Baginya politik itu adalah sesuatu yang sangat mengasikkan. Belaiu adalah putra dari KH Hisyam Amrullah, seorang panutan yang sangat disegani di Purbalingga. KH Hisyam ini merupakan ulama yang sangat pilihan terutama dibidang falaq atau astronomi dan beliau ini juga banyak sekali menciptakan dan telah diterbitkan syair-syair karangan beliau yang berupa puji-pujian. Terakhir beliau menjabat sebagai anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat periode 1984-1989 utusan daerah.

Bupati Purbalingga dari Masa ke Masa :

1.    Raden Tumenggung Dipoyudo III (1759 – 1787)
2.    Raden Tumenggung Dipokusumo I (1792 – 1811)
3.    Raden Mas Tumenggung Brotosudiro (1811 – 1831)
4.    Raden Mas Tumenggung Adipati Dipokusumo II (1831 – 1855)
5.    Raden Adipati Dipokusumo III (1855 – 1868)
6.    Raden Adipati Dipokusumo IV (1868 – 1883)
7.    Raden Tumenggung  Dipokusumo V (1883 – 1894)
8.    Kanjeng Raden Adipati Ario Dipokusumo VI G.S.O.O.N ( 1899 – 1925)
9.    Raden Mas Adipati Aryo Sugondo (1925 – 1949) (Bupati Sugondo, merupakan bupati ke IX dan ke X. Ia adalah bupati terakhir dari keturunan Kyai Arsantaka, cikal bakal pendiri kota Purbalingga). Setelah Sugondo, pengangkatan bupati berdasarkan keturunan tidak berlaku lagi (dihapus).

Bupati Purbalingga atas dasar pemilihan :

1.    Raden Utoyo Kusumo (1950 – 1954)
2.    Raden Hadisukmo (1954 – 1960). Pada tahun ini terdapat dua pimpinan daerah. Sebagai bupati Raden Hadisukmo, sedang kepala daerah adalah Mas Kocosukarto.
3.    Raden Mochamad Sujadi (1960 – 1967, sekaligus sebagai kepala daerah, oleh karenanya  sebutannya menjadi Bupati kepala daerah)
4.    Raden Bambang Mudarmo (1967 – 1973)
5.    Letkol Guntur Daryono (1973 – 1979)
6.    Drs. Sutarno (1979 – 1984)
7.    Drs. Sukirman ( 1984 – 1989)
8.    Drs. Soelarno (1989 – 1999, dua periode
9.    Drs. H Triyono Budi Sasongko, M.Si – Drs H Soetarto Rachmat (Bupati – wakil bupati, Maret 2000 – Maret 2005)
10. Drs. H. Triyono Budi Sasongko, MSi - Drs. H. Heru Sujatmoko, MSi (Bupati-wakil bupati, Maret 2005 - Maret 2010).
11. Drs. H. Heru Sudjatmoko, MSi (Maret 2010-Agustus 2013)

Pemilihan bupati berdasar UU No 22/1999 (Direvisi UU No 32/2004) dilakukan satu paket, antara Bupati – Wakil Bupati. Tahun 2005 pasangan Calon Bupati – Wakil dipilih langsung oleh rakyat.

 

Industri

Pabrik Wig dan Bulu Mata
Di Purbalingga terdapat banyak industri dengan bahan baku rambut manusia untuk dijadikan bulu mata palsu (eye-lash), "wig" atau rambut palsu serta sanggul maupun hair piece yang dipasang untuk memberikan tambahan rambut atau juga high-light secara temporer di rambut kita. Keistimewaan lain adalah industri knalpot yang merupakan transformasi dari industri kuali dan panci tembaga. Knalpot Braling cukup terkenal di kalangan pemilik mobil, sebagai alternatif suku cadang murah. Daerah Aliran Sungai Klawing di Purbalingga diketemukan berbagai macam batu mulia seperti akik, pancawarna, jasper, le sang du christ, naga sui, biduri lumut, badar besi, kristal dan lain-lain. Juga dipergunakan sebagai tempat rafting (arung jeram).

Tambang batu mulia terdapat di DAS Klawing

Kuliner

Makanan yang paling terkenal di Purbalingga adalah "mendoan"; ini adalah makanan yang dibuat dari tempe kedele. Keistimewaanya, cara pembuatan mendoan diproses sejak dari membuat tempenya; mendoan tidak dapat dibuat dari sembarang tempe. Tempe mendoan adalah tempe tipis yang dibuat melebar. Untuk membuat mendoan, tempe ini di beri tepung yang dibumbu garam, ketumbar dan daun bawang. Digoreng setengah mateng dan masih terasa lunak, bila digoreng agak lama akan menjadi tempe "muledi" yang sedikit agak liat. Lebih lama lagi sampai kering maka disebut tempe "keripik".

Purbalingga juga dikenal dengan pabrik Slamet yang memproduksi permen "Davos" sejak tahun 1931, permen ini diproduksi sejak zaman Belanda. Soto (di Purbalingga disebut Sroto) juga terkenal, terutama sroto kriyiknya. Di sini setelah daging ayam disuwir untuk sroto maka "rongkong"nya (tulang dada) digoreng kering dan disajikan sebagai lauk sroto. Rasanya garing dan kriyik-kriyik, itu sebabnya disebut sroto kriyik. Rasanya, ok punya. Ada lagi, makanan camilan yang disebut Nopia, asli Purbalingga, sekitar tahun 50-an keluarga Ting Lie Liang memulai usaha membuat panganan Nopia, juga disebut telor gajah. Bantuknya bulat telur berwarna putih, terbuat dari tepung terigu berisi gula jawa. Sekarang Nopia yang lebih dikenal adalah buatan Narwan dari Banyumas. Pak Narwan ini adalah mantan karyawan dari pabrik Nopia Original di Purbalingga.

Tempat-tempat Wisata di Kabupaten Purbalingga

Jenis wisata di Kabupaten Purbalingga cukup beragam yaitu: wisata alam, wisata pendidikan, wisata budaya, wisata sejarah/religi, wisata olah raga, wisata belanja dan wisata kuliner.
Wisata alam yang terdapat di kabupaten ini adalah 'Gua Lawa' yang terletak di Kecamatan Karangreja, 25 km sebelah utara Purbalingga. Obyek wisata lainnya adalah Desa Wisata Karangbanjar, yakni permukiman tradisional yang juga terdapat kerajinan rumah tangga; dan Monumen Jenderal Soedirman di Kecamatan Rembang.
Objek wisata air Bojongsari (Owabong) juga merupakan objek wisata favorit. Saat ini ada banyak arena bermain yang melengkapi Owabong ini. Di samping kolam renang juga ada kolam arus, arena go-kart, water boom, arung jeram, permainan air dan sebagainya. Benar-benar suatu tempat yang layak dikunjungi. Sedangkan Wisata Kuliner terpusat di Jl. Mayong dan Alun-alun Kota yang berlangsung pada sore hingga malam hari.
Tempat-tempat wisata yang dapat dikunjungi adalah sebagai berikut:

Ardi Lawet
Berada di Desa Panusupan Kecamatan Rembang + 30 km arah timur laut dari kota Purbalingga. Merupakan obyek wisata ziarah, karena sebagian besar pengunjungnya adalah para peziarah yang menginginkan berkah dari syekh Jambu Karang, seorang tokoh penyebar agama Islam di daerah Kab. Purbalingga. Di tempat ini terdapat kuku dan rambut Syekh Jambu Karang yang dikeramatkan. Hari-hari ramai adalah Rabu Pon, karena menjelang malam Jum’at Kliwon atau Kamis Wage diadakan upacara buka klambu dan hari yang paling ramai dikunjungi adalah Rabu Pon Bulan Suro. Untuk mencapai lokasi ke Ardi Lawet dapat ditempuh melalui dua jalur yaitu : Purbalingga-Bobotsari-Karanganyar-Karangmoncol-Rajawana-Panusupan-Ardi Lawet.

Batu Lingga Candinata
Berada di Desa Candinata Kecamatan Kutasari + 8 km arah utara dari kota Purbalingga, merupakan peninggalan nenek moyang.

Batu Lingga dan Gua Genteng
Berada di Desa Candinata Kecamatan Kutasari + 8 km arah utara dari kota Purbalingga. Letak Gua di lereng bukit, terbentuk dari lelehan lava yang membeku. Gua ini dikunjungi oleh orang-orang yang ingin bersemedi.

Bumi Perkemahan Munjulluhur
Lokasi di Desa Karangbanjar, Kecamatan Bojongsari, sekitar 5 km dari pusat Kota Purbalingga, yang kabarnya merupakan kawasan bumi perkemahan terbaik di Jawa Tengah.

Congot
Berlokasi di ujung paling selatan Kabupaten Purbalingga, tepatnya di Desa Kedungbenda, Kecamatan Kemangkon. Lokasi ini merupakan pertemuan Sungai Klawing dan Sungai Serayu. Udaranya segar, jauh dari polusi dan pemandangannya masih alami. Disini terdapat makam Panembahan Jago, yaitu makam seorang wlandang (bobotoh adu ayam) bernama Japlak yang mati keyungyun (merana) karena ayam jago aduannya terbang.

Lansekap Congot lengkap dengan Situs Panembahan Drona dan Panembahan Jago
Antara tahun 1920 s.d. 1965, di sekitar tempat ini atau di ladang-ladang penduduk, sering diketemukan barang-barang perhiasan dari emas 18-24 karat, berupa: hinggel (gelang kaki), kalung, sumping (hiasan telinga), mekutha, patung, dlsb. Namun disayangkan sudah amat sangat terlambat, karena ketidak tahuan warga terhadap nilai barang-barang sejarah, temuan tersebut mereka jual dan sekarang sulit/tidak diketahui lagi rimbanya.

Di tempat ini pula, pada waktu-waktu tertentu atau pada musim kemarau digunakan untuk melangsungkan pertandingan beladiri ujungan sebagai syarat memohon turunnya hujan, destinasi wisata olah raga atau tempat penyelenggaraan pesta rakyat lainnya.
Selain itu menjadi tempat tujuan para pehoby mancing dan menjala ikan.

Curug Silintang dan Silawang Purbalingga
Berupa air terjun yang lokasinya berada di Desa Tlahab, Kecamatan Karangreja, Purbalingga.

Giri Cendana
Berada di Desa Kojongan Kecamatan Bojongsari + 5 km arah utara dari kota Purbalingga. Merupakan makam Bupati Purbalingga yang bergelar Adipati Dipokusumo. Adipati Dipokusumo ini memegang tapuk pimpinan pemerintahan Kabupaten Purbalingga, yaitu Dipokusumo II, III, IV, V dan VI, sedangkan adipati yang pertama adalah Raden Tumenggung Dipayuda III, yang mulai memerintah pada saat ditetapkannya Kabupaten Purbalingga pada tanggal 18 Desember 1830.

Gombangan
Berada di Dukuh Brubahan Desa Kajongan, Kecamatan Bojongsari + 5 km ke utara dari arah kota purbalingga. Merupakan tempat mandi berupa sumber mata air dan ramai dikunjungi pada malam hari, terutama pada malam Jum’at Kliwon. Menurut kepercayaan masyarakat, mata air tersebut dapat memberikan tuah bagi yang mandi ditempat ini dan konon awet muda, dapat mendapatkan jodoh dan naik derajat.

Gua Lawa Purbalingga
Berupa gua alam sepanjang 1,3 km di Desa Siwarak, Karangreja, 27 km dari Kota Purbalingga, ada batu Semar, relief Waringin Seto, Gua Dada Lawa, Pancuran Slamet, dll.

Kelenteng Hok Tek Tjeng Sin
Kelenteng Tri Dharma yang berada di Jalan Gunung Kelir, Kelurahan Purbalingga Kulon, Kecamatan Kota, berdiri sejak tahun 1972.

Kolam Pemandian Walik
Lokasinya berada di Desa Walik, Kecamatan Kutasari, merupakan salah satu yang tertua di Purbalingga, airnya jernih dan berlimpah.

Makam Kyai Wilah 
Berada di Desa Karangsari Kecamatan Kalimanah + 5 km ke arah selatan dari kota Purbalingga. Merupakan tokoh beragama islam yang cukup berpengaruh. Tempat ini sering dikunjungi orang-orang yang ingin mendoakan dan mengharap berkah dan dilakukan pada waktu-waktu tertentu.

Makam Narasoma
Berada di kelurahan Purbalingga Lor Kecamatan Purbalingga

Masjid Agung Purbalingga
Lokasinya berada di pusat Kota Purbalingga di alun-alun barat dengan bentuk bangunan menyerupai Masjid Nabawi di Kota Madinah.

Masjid Jami PITI Muhammad Cheng Hoo di Mrebet
Lokasinya di pinggir jalan Kecamatan Mrebet menuju Bobotsari, dengan arsitektur indah khas China.

Masjid Jami PITI Muhammad Cheng Hoo di Mrebet
 
Monumen Panglima Besar Jenderal Soedirman
Monumen yang dibangun pada tahun 1976 di Dukuh Rembang, Desa Bantarbarang, Kecamatan Rembang, Purbalingga, yang menjadi tengara tempat lahirnya Panglima Besar Jenderal Soedirman. Museum tempat kelahiran P.B Jenderal Soedirman tersebut memiliki patung jendral Soedirman, ranjang kayu tempat beliau tidur waktu bayi, perpustakaan, masjid dan relief kisah kehidupanya.

Pendakian Gunung Slamet
Pendakian Gunung Slamet dapat dimulai dari Pos Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja. Rute ini termasuk rute paling populer bagi para pendaki.

Pusat Kuliner Jl. Mayong dan Alun-Alun Kota
Pengunjung Kota Purbalingga dapat menikmati kuliner yang dijajakan di Jl. Mayong dan Alun-alun kota pada sore hari hingga malam hari, dengan berbagai menu pilihan modern maupun tradisional dengan rasa yang khas dan lezat karena bumbu dan cara masaknya selalu dijaga. Selain berbagai kuliner di atas, ada masakan ‘Bistik Lery’ yang terkenal keberadaannya sejak dahulu kala, tempat penjualnya di jalan utama sebelah barat alun-alun. Sedang di Babotsari ada ‘Buntil Karangmangkang’ yang dijajakan di pasar dengan jumlah terbatas.

Sanggaluri Park
Lokasinya di Jalan Raya Kutasari, Purbalingga. Di dalamnya terdapat Museum Uang, Museum Wayang dan Artefak, Reptile & Insect Fun Park, Rumah Boneka Lintang, dll.

Sendang/Petirtaan Semingkir
Berada di Desa Semingkir, Kecamatan Kutasari + 7 km ke arah utara dari kota Purbalingga. Sendang ini konon dapat memberikan tuah bagi yang mempercayainya. Di kunjungi pada malam tertentu.

Situs Panembahan Drona
Situs Lingga-Yoni Panembahan Drona di Sokasada
Adalah situs lingga-yoni peninggalan zaman Hindu, terletak di Dusun Sokasada, Desa Kedungbenda, Kecamatan Kemangkon + 14 km ke arah selatan dari kota Purbalingga. Menurut kepercayaan penduduk setempat, siapa saja yang dapat mengangkat batu lingga, maka segala penyuhunan (permintaannya) akan terkabul. Konon batu lingga ini berasal dari alat kelamin Resi Drona di cerita pewayangan Mahabarata yang kalah bertanding dengan Bima dalam membuat sungai. Dimana Bima dengan menggunakan alat kelaminnya membuat Sungai Serayu mulai dari Tuk Bimo Lukar di Dieng menuju pantai laut selatan (Samudera Hindia). Sedangkan Resi Drona niatnya membuat Sungai Klawing mulai dari Gunung Slamet sampai laut selatan, namun mentok dan bertemu dengan Sungai Serayu di Congot. Karena kalah bertanding maka alat kelaminnya dipotong kemudian dilempar dan jatuh di Dusun Sokasada.

Taman Wisata Pancuran Mas
Terletak di Desa Purbayasa, Padamara, dengan Taman Aquarium Air Tawar, Kolam Renang, Water Boom, Taman Burung Air Telaga Fulus, koleksi ikan raksasa amazon dan ikan dari berbagai benua, kolam perahu, theater film tiga dimensi, dll.

Wana Wisata Serang
Lokasinya berada sekitar 5 km dari Gua Lawa, yang bisa dimasuki melalui Baturaden di Kabupaten Banyumas, atau melalui Desa Serang di Kabupaten Purbalingga. Tempat ini juga dijadikan pintu masuk bagi para pendaki untuk menuju kawah di puncak Gunung Slamet.

Wisata Air Bojongsari
Lokasi di Desa Bojongsari (Owabong), dengan mata air pegunungan, Water Boom, terapi ikan, Pantai Bebas Tsunami, Ember Tumpah, gokart, Fun Rafting, dll

Wisata Peninggalan Sejarah
Di Purbalingga terdapat berbagai peninggalan sejarah dan purbakala.
Benda-benda purbakala tersebut tersebar di wilayah Purbalingga, yaitu :

Hotel di Purbalingga

Untuk beristirahat bersama keluarga setelah berkeliling ke tempat-tempat wisata, dapat beristirahat dan menginap di hotel yang ada:

1.      Belik Kembar Hotel Purbalingga
AW. Soemarmo, Purbalingga.
Telp 0281-891948

2.      Kencana Hotel Purbalingga
Pujowiyoto, Purbalingga.
0281-892920

3.      Losmen Ayem Purbalingga
DI.Panjaitan, Purbalingga.
0281-892484

4.      Nusantara Hotel di Purbalingga
Alun-alun Selatan 21, Purbalingga.
0281-891169

5.      Owabong Cottage Hotel di Purbalingga
Bojongsari, Purbalingga.
0281-6597010

6.      Pondok Cemara Hotel Purbalingga
Desa Wisata Serang, Karangreja, Purbalingga.
0281-7657568

7.      Ratu Hati Hotel Purbalingga
AW Soemarmo, Purbalingga.
0281-891779

8.      Utama Hotel di Purbalingga
Jend. Soedirman 144, Purbalingga.
0281-891779

Berlanjut ke Sesi berikutnya.......