Purbalingga, adalah salah satu
kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya di Purbalingga. Kabupaten ini
berbatasan dengan Kabupaten Pemalang di utara, Kabupaten Banjarnegara di timur
dan selatan, serta Kabupaten Banyumas di barat.
Purbalingga berada di cekungan yang
diapit beberapa rangkaian pegunungan. Di sebelah utara merupakan rangkaian pegunungan
(Gunung Slamet dan Dataran Tinggi Dieng). Bagian selatan merupakan Depresi
Serayu, yang dialiri dua sungai besar Kali Serayu dengan anak sungainya Kali
Pekacangan, dan yang membelah wilayah kabupaten adalah Sungai Klawing. Ibukotanya berada di bagian barat wilayah kabupaten, berjarak sekitar 21 km
sebelah timur dari Kota Purwokerto.
Wilayah Kabupaten Purbalingga mempunyai topografi yang
beraneka ragam, meliputi: dataran rendah, perbukitan dan lereng gunung.
Adapun pembagian bentang alamnya adalah sebagai
berikut:
Bagian Utara, merupakan daerah dataran tinggi yang berbukit—bukit dengan kemiringan lereng lebih dari 40 persen, meliputi; Kecamatan Karangreja, Bobotsari, Karanganyar, Rembang, sebagian wilayah Kecamatan Kutasari, Bojongsari dan Mrebet.
Bagian Selatan, merupakan daerah yang relatif rendah dengan nilai faktor kemiringan berada antara 0 persen sampai dengan 25 persen meliputi; wilayah Kecamatan Kalimanah, Padamara, Purbalingga, Kemangkon, Bukateja, Kejobong, Pengadegan. Sebagian Wilayah Kecamatan Kutasari, Bojongsari dan Mrebet.
Luas daerah
|
: 77.764,122 ha / 777,64 Km2
|
Letak
|
: 109° 11' BT - 109° 35' BT
|
: 7° 10' LS - 7° 29' LS
|
|
Suhu udara rata-rata minimum
|
: 24,3°C
|
Suhu udara rata-rata maksimum
|
: 31,7° C
|
Kelembaban udara rata-rata
|
: 85%
|
Hari hujan rata-rata
|
: 123 hari
|
Curah hujan rata-rata
|
: 3.130 mm
|
Pembagian administratif
Kabupaten Purbalingga terdiri atas
18 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Pusat
pemerintahan berada di Kecamatan Purbalingga.
Sejarah Kabupaten Purbalingga
Sebuah nama yang pasti tidak akan
tertinggal ketika membicarakan sejarah Purbalingga adalah Kyai Arsantaka,
seorang tokoh yang menurut sejarah menurunkan tokoh-tokoh Bupati Purbalingga. Kyai
Arsantaka yang pada masa mudanya bernama Kyai Arsakusuma adalah putra dari
Bupati Onje II. Sesudah dewasa diceritakan bahwa kyai Arsakusuma meninggalkan
Kadipaten Onje untuk berkelana ke arah timur dan sesampainya di desa Masaran
(Sekarang di Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara) diambil anak
angkat oleh Kyai Wanakusuma yang masih anak keturunan Kyai Ageng Giring dari
Mataram. Pada tahun 1740 - 1760, Kyai Arsantaka menjadi demang di
Kademangan Pagendolan (sekarang termasuk wilayah desa Masaran), suatu wilayah
yang masih berada dibawah pemerintahan Karanglewas (sekarang termasuk kecamatan
Kutasari, Purbalingga) yang dipimpin oleh Tumenggung Dipayuda I.
Banyak riwayat yang menceritakan tentang
heroisme dari Kyai Arsantaka antara lain ketika terjadi perang Jenar, yang
merupakan bagian dari perang Mangkubumen, yakni sebuah peperangan antara
Pangeran Mangkubumi dengan kakaknya Paku Buwono II dikarenakan Pangeran Mangkubumi
tidak puas terhadap sikap kakaknya yang lemah terhadap kompeni Belanda.
Dalam perang jenar ini, Kyai
Arsantaka berada di dalam pasukan Kadipaten Banyumas yang membela Paku
Buwono. Dikarenakan jasa dari Kyai Arsantaka kepada Kadipaten Banyumas pada
perang Jenar, maka Adipati Banyumas R. Tumenggung Yudanegara mengangkat putra
Kyai Arsantaka yang bernama Kyai Arsayuda menjadi menantu. Seiring dengan
berjalannya waktu, maka putra Kyai Arsantaka yakni Kyai Arsayuda menjadi
Tumenggung Karangwelas dan bergelar Raden Tumenggung Dipayuda III.
Masa pemerintahan Kyai Arsayuda dan
atas saran dari ayahnya yakni Kyai Arsantaka yang bertindak sebagai penasihat,
maka pusat pemerintahan dipindah dari Karanglewas ke desa Purbalingga
yang diikuti dengan pembangunan pendopo Kabupaten dan alun-alun.
Nama Purbalingga ini bisa kita
dapati di dalam kisah-kisah babad. Adapun Kitab babad yang berkaitan dan
menyebut Purbalingga diantaranya adalah Babad Onje, Babad Purbalingga, Babad
Banyumas dan Babad Jambukarang. Selain dengan empat buah kitap babat tsb, maka
dalam merekonstruksi sejarah Purbalingga, juga melihat arsip-arsip
peninggalan Pemerintah Hindia Belanda yang tersimpan dalam koleksi Arsip
Nasional Republik Indonesia. Berdasarkan sumber-sumber di atas, maka melalui
Peraturan daerah (Perda) No. 15 Tahun 1996 tanggal 19 Nopember 1996, ditetapkan
bahwa hari jadi Kabupaten Purbalingga adalah 18 Desember 1830 atau 3 Rajab 1246
Hijriah atau 3 Rajab 1758 Je.
Tokoh-tokoh terkenal
Jenderal Soedirman.
Jenderal besar pertama di Indonesia. Legenda dalam dunia militer Indonesia,
pakar perang gerilya dan terkenal gigih dalam mempertahankan kemerdekaan
Indonesia.
Syekh Nahrawi al Banyumasyi. Beliau adalah seorang ulama yang sangat masyhur di
tanah Arab. Beliau banyak mempunyai murid dan bahkan menjadi hakim agung di
Arab Saudi (lihat; Islam transformasi; Azyumardi Azra; Gramedia; 1997). Syeh
Nahrowi ini wafat pada tahun 1926 di Makkah.
KH Abu 'Amar, beliau adalah kakak
dari Syeh Nahrowi al Banyumasi. KH Abu 'Amar ini adalah seorang intelektual
muslim yang sangat disegani tidak saja pada regional Banyumas akan tetapi juga
nasional.
Kancah beliau di tingkat nasional bisa ditelusur ketika beliau
berteman akrab dengan seorang hakim belanda yang sangat terkenal yaitu Prof.
Terrhar. Diskusi yang intens KH 'Abu 'Amar ini dengan Terhar ini kemudian
memunculkan perlunya sebuah peradilan bagi kaum inderland tersendiri yang
terpisah dengan landrat yang ada ketika itu. Peradilan ini hanya diberlakukan
buat kaum inderlands yang berhubungan dengan hukum-hukum perdata (Begerlijc
Wetbook). Sektor yang diurus oleh peradilan ini meliputi pernikahan,
perceraian, hukum waris. Peradilan ini kemudian dikenal dengan Pengadilan
Agama, yang peradilan agama ini telah berkembang sekarang sampai keseluruh
persada nusantara. Dalam sejarah peradilan di Indonesia, pengadilan agama ini
sekarang telah menjadi salah satu dari empat peradilan di Indonesia. Dan
sekarang pengadilan Agama telah sama kedudukannya dengan pengadilan umum serta
dibawah satu atap Mahkamah Agung. Bahkan kewenangan Pengadilan Agama kini telah
meluas tidak saja hal-hal yang berkenaan dengan hukum Perdata tapi juga
menerima sengketa pidana yang bersifat syariah.
KH Mohammad Ngisom. Beliau
adalah putra dari KH Abu 'Amar. Beliau merupakan ulama yang sangat disegani di
Nusantara. Beliau pada masa mudanya berdakwah tidak saja di Indonesia tapi juga
di Singapura, timur tengah bahkan sampai Rusia. Penuturan secara lisan yang
writer himpun menyatakan bahwa ketika beliau di singapura melakukan dakwah
sampai hampir puluhan tahun. Sampai kemudian beliau mempunyai istri orang
singapura. Tidak hanya itu sekembalinya beliau berdakwah melanglang buana,
kemudian beliau juga aktif di partai politik masyumi. Karier politik beliau
cukup cemerlang dengan menjadi ketua DPRD Kab. Purbalingga pertama kalinya.
KH R Abdul Mu'in. Cucu
dari KH Abu 'Amar. Kemudian ada pula Drs. H Abbas Mu'in MA.
Abdullah Sya'roni, SH. Adalah mantan duta besar RI yang
berkuasa penuh atas negara syiria, lebanon dan palestina. beliau juga adalah
putra asli Kauman Purbalingga, yang juga masih berkait erat keturunan KH
Abu'Amar.
KH Ahsin Ma'ruf, beliau ini asalnya
dari desa Kertanegara Purbalingga. Masa mudanya beliau habiskan beraktivitas di
organisasi keagamaan. Hingga kemudian beliau mewakili Purbalingga untuk duduk
di DPRD Propinsi jawa Tengah periode 1971-1977.
H. Supriyadi. Beliau
berasal dari desa Kalijaran kecamatan Karanganyar. masa mudanya memang telah
bergelut dengan dunia politik. Baginya politik itu adalah sesuatu yang sangat
mengasikkan. Belaiu adalah putra dari KH Hisyam Amrullah, seorang panutan yang
sangat disegani di Purbalingga. KH Hisyam ini merupakan ulama yang sangat
pilihan terutama dibidang falaq atau astronomi dan beliau ini juga banyak
sekali menciptakan dan telah diterbitkan syair-syair karangan beliau yang
berupa puji-pujian. Terakhir beliau menjabat sebagai anggota Majelis
Permusyawaratan Rakyat periode 1984-1989 utusan daerah.
Bupati Purbalingga dari Masa ke Masa :
1.
Raden Tumenggung Dipoyudo III (1759 – 1787)
2.
Raden Tumenggung Dipokusumo I (1792 – 1811)
3.
Raden Mas Tumenggung Brotosudiro (1811 – 1831)
4.
Raden Mas Tumenggung Adipati Dipokusumo II (1831 –
1855)
5.
Raden Adipati Dipokusumo III (1855 – 1868)
6.
Raden Adipati Dipokusumo IV (1868 – 1883)
7.
Raden Tumenggung Dipokusumo V (1883 – 1894)
8.
Kanjeng Raden Adipati Ario Dipokusumo VI G.S.O.O.N (
1899 – 1925)
9.
Raden Mas Adipati Aryo Sugondo (1925 – 1949) (Bupati
Sugondo, merupakan bupati ke IX dan ke X. Ia adalah bupati terakhir dari
keturunan Kyai Arsantaka, cikal bakal pendiri kota Purbalingga). Setelah
Sugondo, pengangkatan bupati berdasarkan keturunan tidak berlaku lagi
(dihapus).
Bupati Purbalingga atas dasar pemilihan :
1.
Raden Utoyo Kusumo (1950 – 1954)
2.
Raden Hadisukmo (1954 – 1960). Pada tahun ini terdapat
dua pimpinan daerah. Sebagai bupati Raden Hadisukmo, sedang kepala daerah
adalah Mas Kocosukarto.
3.
Raden Mochamad Sujadi (1960 – 1967, sekaligus sebagai
kepala daerah, oleh karenanya sebutannya menjadi Bupati kepala daerah)
4.
Raden Bambang Mudarmo (1967 – 1973)
5.
Letkol Guntur Daryono (1973 – 1979)
6.
Drs. Sutarno (1979 – 1984)
7.
Drs. Sukirman ( 1984 – 1989)
8.
Drs. Soelarno (1989 – 1999, dua periode
9.
Drs. H Triyono Budi Sasongko, M.Si – Drs H Soetarto
Rachmat (Bupati – wakil bupati, Maret 2000 – Maret 2005)
10. Drs. H. Triyono Budi Sasongko, MSi - Drs. H. Heru Sujatmoko, MSi
(Bupati-wakil bupati, Maret 2005 - Maret 2010).
11. Drs. H. Heru Sudjatmoko, MSi (Maret 2010-Agustus 2013)
Pemilihan
bupati berdasar UU No 22/1999 (Direvisi UU No 32/2004) dilakukan satu paket,
antara Bupati – Wakil Bupati. Tahun 2005 pasangan Calon Bupati – Wakil dipilih
langsung oleh rakyat.
Industri
Pabrik Wig dan Bulu Mata |
Di Purbalingga terdapat banyak
industri dengan bahan baku rambut manusia untuk dijadikan bulu mata palsu
(eye-lash), "wig" atau rambut palsu serta sanggul maupun hair piece
yang dipasang untuk memberikan tambahan rambut atau juga high-light secara
temporer di rambut kita. Keistimewaan lain adalah industri knalpot yang
merupakan transformasi dari industri kuali dan panci tembaga. Knalpot Braling
cukup terkenal di kalangan pemilik mobil, sebagai alternatif suku cadang murah.
Daerah Aliran Sungai Klawing di Purbalingga diketemukan berbagai macam batu
mulia seperti akik, pancawarna, jasper, le sang du christ, naga sui, biduri
lumut, badar besi, kristal dan lain-lain. Juga dipergunakan sebagai tempat
rafting (arung jeram).
Kuliner
Makanan yang paling terkenal di
Purbalingga adalah "mendoan"; ini adalah makanan yang dibuat dari
tempe kedele. Keistimewaanya, cara pembuatan mendoan diproses sejak dari
membuat tempenya; mendoan tidak dapat dibuat dari sembarang tempe. Tempe
mendoan adalah tempe tipis yang dibuat melebar. Untuk membuat mendoan, tempe
ini di beri tepung yang dibumbu garam, ketumbar dan daun bawang. Digoreng
setengah mateng dan masih terasa lunak, bila digoreng agak lama akan menjadi
tempe "muledi" yang sedikit agak liat. Lebih lama lagi sampai kering
maka disebut tempe "keripik".
Purbalingga juga dikenal dengan
pabrik Slamet yang memproduksi permen "Davos" sejak tahun 1931,
permen ini diproduksi sejak zaman Belanda. Soto (di Purbalingga disebut Sroto)
juga terkenal, terutama sroto kriyiknya. Di sini setelah daging ayam disuwir
untuk sroto maka "rongkong"nya (tulang dada) digoreng kering dan
disajikan sebagai lauk sroto. Rasanya garing dan kriyik-kriyik, itu sebabnya
disebut sroto kriyik. Rasanya, ok punya. Ada lagi, makanan camilan yang disebut
Nopia, asli Purbalingga, sekitar tahun 50-an keluarga Ting Lie Liang memulai
usaha membuat panganan Nopia, juga disebut telor gajah. Bantuknya bulat telur
berwarna putih, terbuat dari tepung terigu berisi gula jawa. Sekarang Nopia
yang lebih dikenal adalah buatan Narwan dari Banyumas. Pak Narwan ini adalah
mantan karyawan dari pabrik Nopia Original di Purbalingga.
Tempat-tempat
Wisata di Kabupaten Purbalingga
Jenis wisata di Kabupaten Purbalingga cukup beragam
yaitu: wisata alam, wisata pendidikan, wisata budaya, wisata sejarah/religi,
wisata olah raga, wisata belanja dan wisata kuliner.
Wisata alam yang terdapat di
kabupaten ini adalah 'Gua Lawa' yang terletak di Kecamatan Karangreja, 25 km
sebelah utara Purbalingga. Obyek wisata lainnya adalah Desa Wisata
Karangbanjar, yakni permukiman tradisional yang juga terdapat kerajinan rumah
tangga; dan Monumen Jenderal Soedirman di Kecamatan Rembang.
Objek wisata air Bojongsari
(Owabong) juga merupakan objek wisata favorit. Saat ini ada banyak arena
bermain yang melengkapi Owabong ini. Di samping kolam renang juga ada kolam
arus, arena go-kart, water boom, arung jeram, permainan air dan sebagainya.
Benar-benar suatu tempat yang layak dikunjungi. Sedangkan Wisata Kuliner
terpusat di Jl. Mayong dan Alun-alun Kota yang berlangsung pada sore hingga
malam hari.
Tempat-tempat wisata yang dapat dikunjungi adalah
sebagai berikut:
Ardi Lawet
Berada di Desa Panusupan Kecamatan
Rembang + 30 km arah timur laut dari kota Purbalingga. Merupakan obyek
wisata ziarah, karena sebagian besar pengunjungnya adalah para peziarah yang
menginginkan berkah dari syekh Jambu Karang, seorang tokoh penyebar agama Islam
di daerah Kab. Purbalingga. Di tempat ini terdapat kuku dan rambut Syekh Jambu
Karang yang dikeramatkan. Hari-hari ramai adalah Rabu Pon, karena menjelang
malam Jum’at Kliwon atau Kamis Wage diadakan upacara buka klambu dan hari yang
paling ramai dikunjungi adalah Rabu Pon Bulan Suro. Untuk mencapai lokasi ke
Ardi Lawet dapat ditempuh melalui dua jalur yaitu :
Purbalingga-Bobotsari-Karanganyar-Karangmoncol-Rajawana-Panusupan-Ardi Lawet.
Batu Lingga Candinata
Berada di Desa Candinata Kecamatan
Kutasari + 8 km arah utara dari kota Purbalingga, merupakan peninggalan nenek
moyang.
Batu Lingga dan Gua Genteng
Berada di Desa Candinata Kecamatan
Kutasari + 8 km arah utara dari kota Purbalingga. Letak Gua di lereng
bukit, terbentuk dari lelehan lava yang membeku. Gua ini dikunjungi oleh
orang-orang yang ingin bersemedi.
Bumi Perkemahan Munjulluhur
Lokasi di Desa Karangbanjar,
Kecamatan Bojongsari, sekitar 5 km dari pusat Kota Purbalingga, yang kabarnya
merupakan kawasan bumi perkemahan terbaik di Jawa Tengah.
Congot
Berlokasi di ujung paling selatan
Kabupaten Purbalingga, tepatnya di Desa Kedungbenda, Kecamatan Kemangkon.
Lokasi ini merupakan pertemuan Sungai Klawing dan Sungai Serayu. Udaranya segar,
jauh dari polusi dan pemandangannya masih alami. Disini terdapat makam
Panembahan Jago, yaitu makam seorang wlandang (bobotoh adu ayam) bernama Japlak
yang mati keyungyun (merana) karena ayam jago aduannya terbang.
Antara tahun 1920 s.d. 1965, di sekitar
tempat ini atau di ladang-ladang penduduk, sering diketemukan barang-barang
perhiasan dari emas 18-24 karat, berupa: hinggel (gelang kaki), kalung, sumping
(hiasan telinga), mekutha, patung, dlsb. Namun disayangkan sudah amat sangat
terlambat, karena ketidak tahuan warga terhadap nilai barang-barang sejarah,
temuan tersebut mereka jual dan sekarang sulit/tidak diketahui lagi rimbanya.
Di tempat ini pula, pada waktu-waktu
tertentu atau pada musim kemarau digunakan untuk melangsungkan pertandingan
beladiri ujungan sebagai syarat memohon turunnya hujan, destinasi wisata olah
raga atau tempat penyelenggaraan pesta rakyat lainnya.
Selain itu menjadi tempat tujuan
para pehoby mancing dan menjala ikan.
Curug Silintang dan Silawang Purbalingga
Berupa
air terjun yang lokasinya berada di Desa Tlahab, Kecamatan Karangreja,
Purbalingga.
Giri Cendana
Berada di Desa Kojongan Kecamatan
Bojongsari + 5 km arah utara dari kota Purbalingga. Merupakan makam
Bupati Purbalingga yang bergelar Adipati Dipokusumo. Adipati Dipokusumo ini
memegang tapuk pimpinan pemerintahan Kabupaten Purbalingga, yaitu Dipokusumo
II, III, IV, V dan VI, sedangkan adipati yang pertama adalah Raden Tumenggung
Dipayuda III, yang mulai memerintah pada saat ditetapkannya Kabupaten Purbalingga
pada tanggal 18 Desember 1830.
Gombangan
Berada di Dukuh Brubahan Desa
Kajongan, Kecamatan Bojongsari + 5 km ke utara dari arah kota
purbalingga. Merupakan tempat mandi berupa sumber mata air dan ramai dikunjungi
pada malam hari, terutama pada malam Jum’at Kliwon. Menurut kepercayaan
masyarakat, mata air tersebut dapat memberikan tuah bagi yang mandi ditempat
ini dan konon awet muda, dapat mendapatkan jodoh dan naik derajat.
Gua Lawa Purbalingga
Berupa
gua alam sepanjang 1,3 km di Desa Siwarak, Karangreja, 27 km dari Kota
Purbalingga, ada batu Semar, relief Waringin Seto, Gua Dada Lawa, Pancuran
Slamet, dll.
Kelenteng Hok Tek Tjeng Sin
Kelenteng
Tri Dharma yang berada di Jalan Gunung Kelir, Kelurahan Purbalingga Kulon,
Kecamatan Kota, berdiri sejak tahun 1972.
Kolam Pemandian Walik
Lokasinya berada di Desa Walik,
Kecamatan Kutasari, merupakan salah satu yang tertua di Purbalingga, airnya
jernih dan berlimpah.
Makam Kyai Wilah
Berada di Desa Karangsari Kecamatan
Kalimanah + 5 km ke arah selatan dari kota Purbalingga. Merupakan tokoh
beragama islam yang cukup berpengaruh. Tempat ini sering dikunjungi orang-orang
yang ingin mendoakan dan mengharap berkah dan dilakukan pada waktu-waktu
tertentu.
Makam Narasoma
Berada di kelurahan Purbalingga Lor
Kecamatan Purbalingga
Masjid Agung Purbalingga
Lokasinya
berada di pusat Kota Purbalingga di alun-alun barat dengan bentuk bangunan
menyerupai Masjid Nabawi di Kota Madinah.
Masjid Jami PITI Muhammad Cheng Hoo di Mrebet
Lokasinya di pinggir jalan Kecamatan
Mrebet menuju Bobotsari, dengan arsitektur indah khas China.
Masjid Jami PITI Muhammad Cheng Hoo di Mrebet |
Monumen Panglima Besar Jenderal Soedirman
Monumen yang dibangun pada tahun 1976
di Dukuh Rembang, Desa Bantarbarang, Kecamatan Rembang, Purbalingga, yang
menjadi tengara tempat lahirnya Panglima Besar Jenderal Soedirman. Museum
tempat kelahiran P.B Jenderal Soedirman tersebut memiliki patung jendral
Soedirman, ranjang kayu tempat beliau tidur waktu bayi, perpustakaan, masjid dan
relief kisah kehidupanya.
Pendakian Gunung Slamet
Pendakian Gunung Slamet dapat
dimulai dari Pos Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja. Rute ini
termasuk rute paling populer bagi para pendaki.
Pusat Kuliner Jl. Mayong dan Alun-Alun Kota
Pengunjung Kota Purbalingga dapat
menikmati kuliner yang dijajakan di Jl. Mayong dan Alun-alun kota pada sore
hari hingga malam hari, dengan berbagai menu pilihan modern maupun tradisional
dengan rasa yang khas dan lezat karena bumbu dan cara masaknya selalu dijaga.
Selain berbagai kuliner di atas, ada masakan ‘Bistik Lery’ yang terkenal
keberadaannya sejak dahulu kala, tempat penjualnya di jalan utama sebelah barat
alun-alun. Sedang di Babotsari ada ‘Buntil Karangmangkang’ yang dijajakan di
pasar dengan jumlah terbatas.
Sanggaluri Park
Lokasinya di Jalan Raya Kutasari, Purbalingga. Di dalamnya
terdapat Museum Uang, Museum Wayang dan Artefak, Reptile & Insect Fun Park,
Rumah Boneka Lintang, dll.
Sendang/Petirtaan Semingkir
Berada di Desa Semingkir, Kecamatan
Kutasari + 7 km ke arah utara dari kota Purbalingga. Sendang ini konon
dapat memberikan tuah bagi yang mempercayainya. Di kunjungi pada malam tertentu.
Situs Panembahan Drona
Situs Lingga-Yoni Panembahan Drona di Sokasada |
Taman Wisata Pancuran Mas
Terletak di
Desa Purbayasa, Padamara, dengan Taman Aquarium Air Tawar, Kolam Renang, Water
Boom, Taman Burung Air Telaga Fulus, koleksi ikan raksasa amazon dan ikan dari
berbagai benua, kolam perahu, theater film tiga dimensi, dll.
Wana Wisata Serang
Lokasinya berada sekitar 5 km dari
Gua Lawa, yang bisa dimasuki melalui Baturaden di Kabupaten Banyumas, atau
melalui Desa Serang di Kabupaten Purbalingga. Tempat ini juga dijadikan pintu
masuk bagi para pendaki untuk menuju kawah di puncak Gunung Slamet.
Wisata Air Bojongsari
Lokasi di Desa Bojongsari (Owabong),
dengan mata air pegunungan, Water Boom, terapi ikan, Pantai Bebas Tsunami,
Ember Tumpah, gokart, Fun Rafting, dll
Wisata Peninggalan Sejarah
Di Purbalingga terdapat berbagai
peninggalan sejarah dan purbakala.
Benda-benda purbakala tersebut tersebar
di wilayah Purbalingga, yaitu :
Hotel di Purbalingga
Untuk
beristirahat bersama keluarga setelah berkeliling ke tempat-tempat wisata,
dapat beristirahat dan menginap di hotel yang ada:
1. Belik Kembar Hotel
Purbalingga
AW. Soemarmo, Purbalingga.
Telp 0281-891948
AW. Soemarmo, Purbalingga.
Telp 0281-891948
2. Kencana Hotel
Purbalingga
Pujowiyoto, Purbalingga.
0281-892920
Pujowiyoto, Purbalingga.
0281-892920
3. Losmen Ayem
Purbalingga
DI.Panjaitan, Purbalingga.
0281-892484
DI.Panjaitan, Purbalingga.
0281-892484
4. Nusantara Hotel di
Purbalingga
Alun-alun Selatan 21, Purbalingga.
0281-891169
Alun-alun Selatan 21, Purbalingga.
0281-891169
5. Owabong Cottage Hotel
di Purbalingga
Bojongsari, Purbalingga.
0281-6597010
Bojongsari, Purbalingga.
0281-6597010
6. Pondok Cemara Hotel
Purbalingga
Desa Wisata Serang, Karangreja, Purbalingga.
0281-7657568
Desa Wisata Serang, Karangreja, Purbalingga.
0281-7657568
7. Ratu Hati Hotel
Purbalingga
AW Soemarmo, Purbalingga.
0281-891779
AW Soemarmo, Purbalingga.
0281-891779
8. Utama Hotel di
Purbalingga
Jend. Soedirman 144, Purbalingga.
0281-891779
Jend. Soedirman 144, Purbalingga.
0281-891779
Berlanjut ke Sesi berikutnya.......