Demo e-Gamelan |
Membaca judul di atas bagi para penggiat IT lebih-lebih yang awam, pastilah
terbersit tandatanya, bahkan penasaran. Yang dimaksud e-Gamelan atau Elektronik
Gamelan disini ialah suara instrumen musik Gamelan yang dihasilkan secara
elektronik, atau istilah IT-nya instrumen digital. Jadi merupakan bentuk virtualisasi
atau digitalisasi dari nada-nada Gamelan asli (analog) dengan wilahan not masing-masing
instrumen yang dirubah menjadi data digital melalui program komputer. Lain halnya
dengan gendang elektronik, electone, syntetizer, piano elektronik, atau
alat-alat musik elektronik lainnya, dimana mempunyai standar vibra atau
frekuensi yang sama karena sejak awal memang nada-nadanya berasal dari
data elektronik.
Sedangkan nada-nada e-Gamelan dihasilkan/berasal dari perangkat Gamelan Keraton
Kasunanan Surakarta dan Pura Pakualaman Yogyakarta yang mempunyai ciri masing-masing,
sehingga “ngeng” atau bobot nada-nada yang dihasilkanyapun sama persis dengan Gamelan
aslinya. Dimana “ngeng” Gamelan versi Keraton Surakarta dan Yogyakarta itu
sejatinya berbeda, sehingga hasil digitalisasinyapun seharusnya juga berbeda
karena vibranya juga berbeda. Di sinilah keunikannya. Anda masih penasaran?, pembaca
kami ajak untuk menyimak pembahasan sejumlah artikel di bawah ini yang kami
turunkan dari situs milik Universitas
Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang, atau anda dapat juga mengunjunginya langsung ke alamat
http://www.eGamelanku.com
Udinus
Kembangkan Gamelan Digital
Musik Gamelan dewasa ini sudah jarang
terdengar dan terpinggirkan. Masyarakat pun tak terkecuali orang Jawa Tengah
perlahan mulai meninggalkan musik asli peninggalan para pendahulunya itu. Ini
merupakan dampak dari arus globalisasi yang menggerus nilai-nilai dan budaya di
masyarakat. Mencegah hilangnya musik Gamelan, Keraton Kasunanan Surakarta
Hadiningrat (Keraton Solo) bekerja sama dengan Universitas Dian Nuswantoro (Udinus)
Semarang mengambil terobosan dengan membuat Gamelan elektronik atau e-Gamelan.
Kerabat Keraton
Solo, Kanjeng Pangeran (KP) Edy S. Wirabhumi mengatakan, program tersebut
sebagai upaya untuk lebih mengenalkan seni budaya Gamelan ke masyarakat dunia.
Selain itu, menjadi bentuk kepedulian untuk memudahkan anak-anak muda agar
lebih mengetahui tentang Gamelan dan belajar mengenai Gamelan.
“Upaya
digitalisasi Gamelan ini hasil kerja sama antara Keraton Solo dan Udinus
Semarang. Launching dilangsungkan pada bulan Juni 2012, acara dimajukan
karena strategi pasar dan mengingat perkembangan teknologi saat ini sangatlah
cepat,” kata Edy S. di Bangsal Semorokotho Keraton Solo, beberapa waktu lalu.
Tujuan dari kerja
sama pembuatan e-Gamelan ini, lanjut dia, sebenarnya untuk memindahkan musik Gamelan
ke dalam bentuk digital sehingga tidak perlu repot mengumpulkan banyak orang
ketika ingin memainkan musik Gamelan. Musik ini juga dapat dimainkan di rumah
dan masyarakat dapat mempelajarinya. “Untuk belajar di rumah bisa dan mau
menabuh alat Gamelan mana nanti tinggal memilih sesuka hati sendiri,” ujarnya.
Edy menuturkan,
proses perekaman musik Gamelan dilakukan di Sasana Handrawina Keraton Solo.
Namun saat ini baru menggunakan Gamelan Kiai Gora. “Semua peralatan Gamelan
Kiai Gora menjalani proses rekaman kecuali alat kendang. Setidaknya ada 16
instrumen yang sudah direkam dan harapan ke depannya nanti orang-orang dari
seluruh dunia dapat mengakses ini dan belajar Gamelan,” kata dia.
Rektor Udinus
Semarang, Dr. Edi Nur Sasongko mengungkapkan bahwa awal mula ketertarikan untuk
membuat e-Gamelan ini tak lain dari upaya dan bentuk keprihatinan Udinus
terhadap banyaknya generasi muda yang ternyata tidak banyak mengetahui tentang Gamelan.
Menurutnya, seni karawitan dan Gamelan dalam bentuk e-Gamelan ini dapat
mendunia dan memiliki regenerasi.
“Udinus
memiliki niat untuk melestarikan Gamelan dan keinginan untuk memperdalam Gamelan
itu sendiri dengan menjalin kerja sama dengan Keraton Solo,” ujar dia.
Menurut Rektor,
e-Gamelan dapat diunggah melalui komputer atau semacam ipad yang kini banyak
digunakan oleh kawula muda. Apalagi Udinus memiliki teknologi informasi yang
dapat digabung dengan budaya Jawa. Program seperti ini sebelumnya pernah ada
namun kelebihan dari kita adalah lebih lengkap instrumen dan lainnya,” ucapnya
(Okezone).
e-Gamelanku
Lestarikan Budaya Yang Digerus Masa
Munculnya kekhawatiran
akan hilangnya budaya Gamelan di era globalisasi ini mendorong sekelompok
pecinta budaya untuk berinovasi mencari cara melestarikan warisan nenek moyang
tersebut.
Elektronik Gamelan
Kampus Udinus atau sering disebut eGamelanku
merupakan salah satu inovasi yang
direalisasikan untuk menyelamatkan Gamelan dari kepunahan. eGamelanku merupakan
bentuk virtualisasi dari obyek dan rekaman suara yang diambil dari Gamelan Kyai
Sri Kuncoro Mulyo Lokananta Surakarta. Penemuan tersebut merupakan hasil
penelitian dari tim LPPM Universitas Dian Nuswantoro yang diketuai oleh Y.Tyas
Catur Pramudi,S.Si.,M.Kom yang didanai oleh Hibah Strategi Nasional DIKTI tahun
2009 dan 2010.
Pementasan e-Gamelan |
Menurut ketua
komunitas angkatan 2011, Ekaprana Wijaya, eGamelanku dibuat bukan untuk
mengantikan Gamelan asli. “Tujuan dibuatnya eGamelanku adalah sebagai media
pembelajaran, bukan mengambil alih posisi Gamelan yang asli,” tambah Eka saat
ditemui di kampus.
Ternyata
anggota komunitas ini adalah para kawula muda dari SMA hingga perguruan tinggi.
“Siapapun dapat bergabung dengan kami, kami latihan setiap hari rabu di gedung
B lantai 1 UDINUS. Banyak pelajar SMA maupun mahasiswa yang sering main kesini.
Sekedar silaturahmi maupun ingin berlatih Gamelan. Tenang latihannya free
alias tidak dipungut biaya ,”lanjut Eka.
eGamelanku
sangat gencar menjalankan visinya untuk menanamkan rasa cinta dan bangga
terhadap Gamelan, terbukti mereka telah mementaskannya di CYCU Taiwan,
Universiti Kebangsaan Malaysia, Singapura, 8-11 Show Metro tv, bahkan mereka
rela bergerilya mendatangi sekolah-sekolah SMA di Jawa Tengah khususnya.
Selain
mensosialiasasikan secara langsung, mereka juga bersosialisasi melalui website http://www.eGamelanku.com yang berisikan
tentang pembelajaran bermain Gamelan. “Dalam website terdapat beberapa sub
menu, mulai dari tata cara menabuh, pengenalan notasi, tutorial, single user.
Bahkan pengunjung dapat bermain Gamelan secara orkestra dengan 10 pilihan
instrumen Gamelan atau sering disebut ricikan.” (Portalsemarang.com).
eGamelanku
Mendapat Restu Gusti Mung Dari Keraton Surakarta
Dari kajian yang dilakukan di beberapa
Siswa dan Mahasiswa, dengan memperhatikan variabel sikap yang terdiri dari
kognitif, affektif dan psikomotorik, ditemukan dominasi masalah di sisi sikap
affektif dan psikomotorik. Sehingga multimedia pembelajaran ini ditujukan untuk
menumbuhkan dan meningkatkan sikap affektif dan psikomotorik tersebut.
Multimedia eGamelanku ada bukan
bermaksud untuk menggantikan Gamelan yang sesungguhnya melainkan untuk
meningkatkan ketertarikan dan psikomotorik pengguna sehingga eGamelanku ini
sebagai batu loncatan untuk menuju pada Gamelan yang sesungguhnya.
Paparan ini disampaikan oleh tim
pengembang eGamelanku saat audiensi dengan Gusti Mung (Dra. GRAy. Koes Moertiyah)
pengageng Karaton Surakarta Hadiningrat berkaitan dengan maksud dan tujuan
dibangunnya multimedia eGamelanku. Beliau menyambut baik gagasan tersebut dan
mendukung untuk dikembangkan tidak hanya pada Gamelan tetapi juga pada
pengajaran sinden dan mocopat. Harapan beliau agar seni budaya jawa tetap
diuri-uri dan dilestarikan dengan berbagai macam cara, termasuk melalui
teknologi informasi.
Keraton Surakarta Memberi Izin Mematenkan eGamelanku
Universitas Dian Nuswantoro (Udinus)
akhirnya mengantongi izin untuk mematenkan eGamelanku dari Keraton Surakarta
Hadiningrat. Pihak keraton juga mengizinkan Udinus untuk memasang hasil
karyanya pada Apps-Store. Hasil yang diperoleh akan dibagi rata antara pihak Udinus
dengan Keraton Surakarta. Izin ini secara resmi tercantum dalam pasal-pasal
yang terdapat dalam nota kesepakatan yang telah ditandatangani bersama antara
Kraton Surakarta Hadiningrat dengan Universitas Dian Nuswantoro, Minggu (1/4),
di Bangsal Smarakata Melalui Pengageng Sasono Wilapa, Dra GRAy Koes Murtiyah
Wandansari, M Pd, Udinus diperkenankan untuk membuat eGamelanku berdasar
rekaman suara dan gambar dengan menggunakan teknologi informasi. Serta
mencantumkan nama Gamelan, menggunakan logo Kasunanan Surakarta dan
mendaftarkannya sebagai Hak Cipta dari Udinus.
“eGamelanku akan mudah tersebar
melalui handphone, sehingga Gamelan Kraton Surakarta pada akhirnya bisa
ditabuh, didengarkan, dan dipelajari notasinya oleh siapa saja dan kapan saja
diseluruh dunia,” kata Gusti Mung panggilan akrab GRAy Koes Murtiyah
Wandansari.
Keraton diungkapkannya menyambut
baik kesepakatan ini karena melihat bahwa Udinus mempunyai niat yang kuat untuk
bersama-sama nguri-nguri budaya Gamelan. Menurutnya banyak gending dan baleman
karya Sinuhun Paku Buwono IV-X yang di antaranya telah diakui menjadi milik
publik. “Namun untuk keperluan digitalisasi ini, ketika publik mengunduh di
internet, sebaiknya harus dilengkapi dengan pemahaman tentang eksistensinya,
sebagai bentuk pengakuan hak atas kekayaan intelektual (HAKI),” kata dia.
Warisan Budaya; Rektor Udinus Edi
Noersasongko, mengatakan sudah menjadi kewajiban kampus yang menguasai
teknologi informasi untuk peduli terhadap budaya sendiri. Masyarakat tentu tak
rela jika warisan budaya dipatenkan oleh negara lain. Gamelan sebagai alat
musik asli bangsa ini harus bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. “Insya
Allah dengan cara seperti ini bisa mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai
heritage of the world seperti halnya batik,“ ujarnya.
Bagi mahasiswa Udinus, tambahnya; kerjasama
ini selain bisa digunakan untuk menerapkan ilmu-ilmu komputer yang dimilikinya,
para mahasiswa secara otomatis juga mempraktikkan ITPreneurship atau
berwirausaha di bidang IT (Suara
Merdeka).
Gamelan
Tlogo Muncar Juga Divirtualisasikan
Tak banyak orang yang hafal irama Gamelan,
terlebih yang dibuat pada tahun 1800-an. Di sisi lain, perkembangan
teknologi telah membuat pubkik mudah mengakses berbagai aliran musik melalui
media elektronik seperti laptop, ipad atau handphone.
Ironisnya, perkembangan teknologi
dalam menikmati musik belum banyak merambah pada musik tradisional, salah
satunya Gamelan. Terkait kondisi inilah, Universitas Dian Nuswantoro (Udinus)
bekerja sama dengan Pura Pakualaman Yogyakarta melakukan pengambilan gambar dan
perekaman suara Gamelan Pusaka Tlogo Muncar. Gamelan itu dibuat pada 1800-an
dan merupakan salah satu pusaka.
Rektor Udinus Edi Noersasongko
berharap ke depan Gamelan bisa ditetapkan sebagai warisan dunia, seperti
halnya batik. ’’Akhirnya menjadi kebanggaan kita bersama. Udinus mempunyai
impian untuk bisa bermain elektronik Gamelan di UNESCO, dan pada saat itu pula,
diharapkan UNESCO bisa jatuh hati dan menetapkan Gamelan sebagai heritage of
the world,’’ tutur dia.
Kegiatan perekaman dan pengambilan
gambar dengan menggunakan teknologi informasi dilakukan Sabtu-Minggu, pekan
lalu atas seizin KGPAA Pakualaman IX dan mendapat arahan Pengageng Kawedanan
Budaya dan Pariwisata, KPH Indrokusumo. Tak hanya izin dan arahan, malam
sebelum kegiatan berlangsung diadakan doa wilujengan yang dipimpin langsung
oleh KPH Indrokusumo.
Gamelan Tlogo Muncar merupakan Gamelan
Pusaka Pura Pakualaman Yogyakarta yang berlaras pelog sedangkan laras
slendronya adalah Kiai Pangrawit Sari. Hingga kini, Gamelan Tlogo Muncar masih
dirawat dengan baik dan sering diperdengarkan pada setiap malam Sabtu Pahing.
(Krisnaji Satriawan-69, Suara
Merdeka).
Software
eGamelanku Diberikan Secara Gratis Kepada Masyarakat
eGamelanku ada dan diadakan karena
keterpanggilan untuk menjawab permasalah di masyarakat berkaitan dengan
rendahnya apresiasi seni Gamelan Jawa khususnya di kalangan generasi muda. eGamelanku
ada karena mendapat pendanaan dari Hibah Penelitian yang disediakan oleh
Pemerintah melalui DP2M Dikti tahun 2009 s.d 2010. Maka dari itu sebagai wujud
tanggungjawab dan terimakasih kami, Software ini diberikan secara
cuma-cuma bagi masyarakat yang membutuhkannya.
Pemerintah sudah memasukan seni Gamelan
dalam matapelajaran Seni Budaya dan selama ini siswa banyak mendapatkan
pengetahuan kognitif tentang seni Gamelan, sedangkan ranah affektif dan
psikomotorik masih rendah. Salah satunya disebabkan karena tidak tersedianya
perangkat Gamelan di sekolah dan di masyarakat. Untuk menyediakan perangkat Gamelan
tentu saja harus menyediakan dana yang besar, untuk Gamelan besi minimal
seharga 40 juta dan untuk Gamelan Perunggu minimal seharga 200 juta. Sehingga Gamelan
menjadi barang langka di negara asal, tetapi bukan barang langka di negara
asing (Setiap sekolah di Malaysia sudah memiliki Perangkat Gamelan).
Melalui media ini tim eGamelanku
siap untuk melakukan penginstalan dan pelatihan software eGamelanku tersebut.
Software ini tidak dijual, dan diberikan secara gratis. Kenapa hal ini dilakukan
karena berharap gerakan untuk mencintai seni Gamelan jawa dikalangan anak muda
benar-benar terwujud. Jika hal ini terjadi maka jati diri Bangsa Indonesia
pun semakin meningkat di era global sekarang ini.
Bagi institusi pendidikan atau non
pendidikan yang menginginkan pengistalan dan pelatihan soft ware eGamelanku
bisa mengajukan surat permohonan melalui email tyascatur@gmail.com ditujukan kepada Kepala LPPM Universitas Dian
Nuswantoro Semarang jl. Nakula I no. 50 Semarang Jawa Tengah.
Dan akan dilayani dengan senang hati.
Sumber, http://www.eGamelanku.com
Re post by Bio