Yoo.. Hindari Perilaku Korup...!!

Senin, 01 Juli 2013

TEMPAT-TEMPAT WISATA DI WILAYAH EKS KARESIDENAN BANYUMAS DAN SEKITARNYA

Lambang Kabupaten
Karesidenan Banyumas dahulunya adalah wilayah administratip warisan kolonial. Setelah ada Undang-undang dan peraturan pemerintah tentang otonomi daerah, maka wilayah karesidenan dihapus. Bupati sebagai Kepala Daerah di bawah koordinasi langsung Gubernur selaku wakil pemerintah pusat di daerah. Adapun daerah yang dulunya termasuk lingkup karesidenan Banyumas adalah: Kab. Banjarnegara, Kab. Purbalingga, Kab. Cilacap, Kab. Banyumas dan si bungsu Kota Administratip Purwokerto.
Sedangkan Wonosobo dan Kebumen termasuk Karesidenan Kedu.

Wilayah ini cukup berperan dalam meningkatkan perekonomian Jawa Tengah karena mempunyai potensi sumber daya alam yang melimpah dan beragam, walau belum dikelola secara optimal. Begitu pula dengan potensi pariwisatanya yang luar biasa banyak belum dapat dikemas seluruhnya untuk dipromosikan karena keterbatasan dana daerah maupun investor yang berminat.

Apabila anda berkunjung ke wilayah eks Karesidenan Banyumas dan sekitarnya, yang pertama-tama anda temui adalah penduduknya berbahasa khas Jawa mBanyumasan, sering juga disebut Ngapak. Bahasa asli yang presis sama dipakai oleh penduduk empat kabupaten yaitu: Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas dan Cilacap. Sedang kabupaten di sekitarnya seperti Wonosobo dan Kebumen sudah sedikit berbeda, orang sering menyebut dialek Banyumas-Kedon, karena bahasanya masih Banyumasan tetapi klentun dan nadanya bercampur Kedu bandekan.

Untuk penduduk Kabupaten Banyumas sebelah barat yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Brebes seperti Ajibarang Lor dan Bumiayu, juga penduduk Cilacap seperti; Majenang, Wanareja dan Cilacap barat yang berbatasan langsung dengan Kota Banjar Patoman dan Kabupaten Kuningan rata-rata berkemampuan dua bahasa yaitu Banyumasan Ngapak dan Sunda. 

Karakter Masyarakat Banyumas 

Dilihat dari posisi, wilayah Banyumas memang jauh dari pusat pemerintahan Gubernuran di Semarang dan Keraton Jogya-Solo pada zaman dulu, apalagi ditunjang dengan kondisi geografisnya yang berbukit-bukit, mempengaruhi kehidupan, sifat dan karakter penduduknya sehari-hari.

Masyarakat Banyumas pada umumnya lebih terbuka dalam komunikasi dan welcome. Dalam penyampaian pendapat maupun menerima masukan selalu terus terang, diterima apa adanya sesuai dengan realita dan tidak suka basa-basi. Sifat terbuka inilah yang menyebabkan orang Banyumas mudah menjalin persaudaraan dengan siapa saja walau berlainan suku dan agama bisa diterima sebagai saudara sendiri. ‘Pasedulurane kuat’ istilah ngapaknya. Demikian pula ketika orang Banyumas merantau ke luar daerahnya, pada umumnya mudah beradaptasi dan diterima oleh lingkungan barunya. Karena pengaruh lingkungan dan karakter dasar inilah, maka tak heran Banyumas banyak melahirkan pemimpin besar yang berkwalitas, teguh pendirian, tegas dan mencerminkan karakter aslinya. 

Kesenian Asli mBanyumasan 

Kesenian asli yang terdapat di wilayah eks karesidenan Banyumas meliputi: Wayang Kulit Gagrag Banyumasan, Wayang Golek, Wayang Beber, Wayang Wong, Dalang Jemblung, Kethoprak, Dhagelan mBanyumasan (Lawak), Genjringan, Slawatan, Lengger, Tayub, Angguk, Aplang, Ebeg lengkap dengan barongan dan cepetan, Begalan, Calung Bambu mBanyumasan, Angklung Congkal-cangkil, Gumbeng, Kenthongan. 

Kesenian Khas mBanyumasan; Begalan
 
Kuliner Khas mBanyumasan 

Makanan khas mBanyumasan dari Kabupaten Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas dan Cilacap adalah: mendhoan, kripik tempe Purwokerto, gethuk goreng Sokaraja, soto Sokaraja, sroto kriyik Purbalingga, jenang jaket Mersi, kacang asin Purbalingga, Nopia & mino Banyumas, dhawet ayu Banjarnegara, buntil Karangmangkang, permen Davos dan bistik Leri Purbalingga.

Selanjutnya untuk lebih memberikan gambaran tentang tempat-tempat wisata di wilayah eks karesidenan Banyumas, akan kami posting secara berseri atau per sesi mengingat tiap-tiap kabupaten mempunyai ciri dan kekhasan masing-masing. Adapun referensi yang dipergunakan untuk penyajian ini kami ambil dari berbagai sumber, misalnya humas masing-masing kabupaten, thearoengbinang dan lain-lain yang masih relevan.

Selamat mengikuti sesi selanjutnya.

Doc. by Kang Wirya