Yoo.. Hindari Perilaku Korup...!!

Kamis, 04 Juli 2013

WISATA KABUPATEN CILACAP (Sesi Ketiga)

Geososiografi

Kabupaten Cilacap merupakan daerah terluas di Jawa Tengah. Terletak diantara 10804-300 - 1090300300 garis Bujur Timur dan 70300 - 70450200 garis Lintang Selatan, mempunyai luas wilayah 225.360,840 Ha, yang terbagi menjadi 24 Kecamatan 269 desa dan 15 Kelurahan. Wilayah tertinggi adalah Kecamatan Dayeuhluhur dengan ketinggian 198 M dari permukaan laut dan wilayah terendah adalah Kecamatan Cilacap Tengah dengan ketinggian 6 M dari permukaan laut. Jarak terjauh dari barat ke timur 152 km dari Kecamatan Dayeuhluhur ke Kecamatan Nusawungu dan dari utara ke selatan sepanjang 35 km yaitu dari Kecamatan Cilacap Selatan ke Kecamatan Sampang.

Batas wilayah sebelah selatan Samudra Indonesia, sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Banyumas, Kabupaten Brebes dan Kabupaten Kuningan Propinsi Jawa Barat, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kebumen-Kabupaten Banjarnegara-Kabupaten Purbalingga, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar, Propinsi Jawa Barat. Karenanya Cilacap merupakan daerah pertemuan Budaya Jawa Banyumasan dengan Budaya Sunda, sehingga sebagian penduduk Kabupaten Cilacap bertutur dalam dua bahasa yaitu Jawa mBanyumasan dan Sunda.
Jumlah penduduk Kab. Cilacap sebanyak 1.860.240 jiwa.

Sejarah Kabupaten Cilacap


1. Zaman Kerajaan Jawa

Penelusuran sejarah zaman kerajaan Jawa diawali sejak zaman Kerajaan Mataram Hindu sampai dengan Kerajaan Surakarta. Pada akhir zaman Kerajaan Majapahit (1294-1478) daerah cikal-bakal Kabupaten Cilacap terbagi dalam wilayah-wilayah Kerajaan Majapahit, Adipati Pasir Luhur dan Kerajaan Pakuan Pajajaran, yang wilayahnya membentang dari timur ke arah barat :
- Wilayah Ki Gede Ayah dan wilayah Ki Ageng Donan dibawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.
- Wilayah Kerajaan Nusakambangan dan wilayah Adipati Pasir Luhur
- Wilayah Kerajaan Pakuan Pajajaran.
Menurut Husein Djayadiningrat, Kerajaan Hindu Pakuan Pajajaran setelah diserang oleh kerjaan Islam Banten dan Cirebon jatuh pada tahun 1579, sehingga bagian timur Kerajaan Pakuan Pajajaran diserahkan kepada Kerajaan Cirebon. Oleh karena itu seluruh wilayah cikal-bakal Kabupaten Cilacap di sebelah timur dibawah kekuasaan Kerajaan Islam Pajang dan sebelah barat diserahkan kepada Kerajaan Cirebon.

Kerajaan Pajang diganti dengan Kerajaan Mataram Islam yang didirikan oleh Panembahan Senopati pada tahun 1587-1755, maka daerah cikal bakal Kabupaten Cilacap yang semula di bawah kekuasaan Kerajaan Islam Pajang diserahkan kepada Kerajaan Mataram.

Pada tahun 1595 Kerajaan Mataram mengadakan ekspansi ke Kabupaten Galuh yang berada di wilayah Kerajaan Cirebon.

Menurut catatan harian Kompeni Belanda di Benteng Batavia, tanggal 21 Pebruari 1682 diterima surat yang berisi terjemahan perjalanan darat dari Citarum, sebelah utara Karawang ke Bagelen. Nama-nama tempat yang dilalui dalam daerah cikal-bakal Kabupaten Cilacap adalah Dayeuhluhur dan Limbangan.

2. Zaman Penjajahan Belanda 

Pembentukan Onder Afdeling Cilacap (dua bulan setelah Residen Launy bertugas) dengan besluit Gubernur Jenderal D.De Erens tanggal 17 Juli 1839 Nomor 1, memutuskan :
"Demi kepentingan pelaksanaan pemerintahan daerah yang lebih rapi di kawasan selatan Banyumas dan peningkatan pembangunan pelabuhan Cilacap, maka sambil menunggu usul organisasi distrik-distrik bagian selatan yang akan menjadi bagiannya, satu dari tiga Asisten Resident di Karesidenan ini akan berkedudukan di Cilacap".
Karena daerah Banyumas Selatan dianggap terlalu luas untuk dipertahankan oleh Bupati Purwokerto dan Bupati Banyumas maka dengan Besluit tanggal 27 Juni 1841 Nomor 10 ditetapkan :"Patenschap" Dayeuhluhur dipisahkan dari Kabupaten Banyumas dan dijadikan satu afdeling tersendiri yaitu afdeling Cilacap dengan ibu kota Cilacap, yang menjadi tempat kedudukan Kepala Bestuur Eropa Asisten Residen dan Kepala Bestuur Pribumi Rangga atau Onder Regent. Dengan demikian Pemerintah Pribumi dinamakan Onder Regentschap setaraf dengan Patih Kepala Daerah Dayeuhluhur.
Bagaimanapun pembentukan afdeling memenuhi keinginan Bupati Purwokerto dan Banyumas yang sudah lama ingin mengurangi daerah kekuasaan masing-masing dengan Patenschap Dayeuhluhur dan Distrik Adiraja.

Adapun batas Distrik Adiraja yang bersama pattenschap Dayeuhluhur membentuk Onder Regentschap Cilacap menurut rencana Residen Banyumas De Sturier tertanggal 31 Maret 1831 adalah sebagai berikut:
 

Dari muara Sungai Serayu ke hulu menuju titik tengah ketinggian Gunung Prenteng. Dari sana menuju puncak, turun ke arah tenggara pegunungan Kendeng, menuju puncak Gunung Gumelem (Igir Melayat), dari sana ke arah selatan mengikuti batas wilayah Karesidenan Banyumas menuju ke laut. Dari sana ke arah barat sepanjang pantai menuju muara Sungai Serayu.

Dari batas-batas Distrik Adiraja dapat diketahui bahwa Distrik Adiraja sebagai cikal-bakal eks Kawedanan Kroya lebih besar dari pada eks Kawedanan Kroya, karena waktu itu belum terdapat Distrik Kalireja, yang dibentuk dari sub-bagian Distrik Adiraja dan sebagai Distrik Banyumas. Sehingga luas kawasan Onder Regentschap Cilacap masih lebih besar dari luas Kabupaten Cilacap sekarang.

Pada masa Residen Banyumas ke-9 Van de Moore mengajukan usul Pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 3 Oktober 1855 yang ditandatangani Gubernur Jenderal Duijmaer Van Tuist, kepada Menteri Kolonial Kerajaan Belanda dalam Kabinet Sreserpt pada tanggal 29 Desember 1855 Nomor 86, dan surat rahasia Menteri Kolonial tanggal 5 Januari 1856 Nomor 7/A disampaikan kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda.

Usul pembentukan Kabupaten Cilacap menurut Menteri Kolonial bermakna dua yaitu permohonan persetujuan pembentukan Kabupaten Cilacap dan organisasi bestir pribumi dan pengeluaran anggaran lebih dari F.5.220 per tahun yang keduanya memerlukan persetujuan Raja Belanda, setelah menerima surat rahasia Menteri Kolonial Pemerintah Hindia Belanda dengan besluit Gubernur Jenderal tanggal 21 Maret 1856 Nomor 21 antara lain menetapkan Onder Regentschap Cilacap ditingkatkan menjadi Regentschap (Kabupaten Cilacap). 

Daftar Nama Bupati Cilacap :
 
  1. Raden Tumenggung Tjakra Werdana II (1858-1873)
  2. Raden Tumenggung Tjakra Werdana III (1873-1875)
  3. Raden Tumenggung Tjakra Werdana IV (1875-1881)
  4. Raden Mas Adipati Tjakrawerdaya (1882-1927)
  5. Raden Mas Adipati Arya Tjakra Sewaya (1927-1950)
  6. Raden Mas Soetedjo (1950-1952)
  7. Raden Witono (1952-1954)
  8. Raden Mas Kodri (1954-1958)
  9. D. A Santoso (1958-1965)
10. Hadi Soetomo (1965-1968)
11. HS. Kartabrata (1968-1974)
12. H. RYK. Moekmin (1974-1979)
13. Poedjono Pranyoto (1979-1987)
14. H. Mohamad Supardi (1987-1997)
15. H. Herry Tabri Karta, SH (1997-2002)
16. H. Probo Yulastoro, S.Sos, MM, M.Si (2002-2009)

17. H. Tatto Suwarto Pamuji (2011-sekarang).

Tempat-tempat Wisata di Kab. Cilacap 

Air Panas Cipari 
Lokasi di Desa Cipari, Kecamatan Sidareja, merupakan tempat pemandian air panas mengandung belerang yang dipercayai dapat membantu menyembuhkan berbagai penyakit kulit. 

Bandara Tunggul Wulung 
Bandara dengan landasan sepanjang 1.800 m, lebar 30 m, dan tempat parkir pesawat 125 x 90 m ini dapat didarati pesawat jenis CN 235/ F27. 

Benteng Pendem
Letaknya 500 m dari Pantai Teluk Penyu, dibangun Belanda pada 1861-1879, dengan barak, klinik, penjara, ruang amunisi, lubang tembak dan terowongan, tertimbun tanah sedalam 1-3 m. 

Curug Cigombong 
Lokasinya di Desa Sadabumi, Kecamatan Majenang, Cilacap, berada di dalam kawasan hutan milik Perhutani. 

Gua Bendung 
Gua sepanjang 150 m, lebar 10 m, dapat dicapai dari Pelabuhan Lomanis atau Seleko menuju Desa Klaces, dilanjutkan berjalan satu jam. Atau naik kendaraan 45 menit dari Dermaga Sodong. 

Gua Masigitsela 
Berada di Pulau Nusakambangan, dengan stalakmit dan stalaktit indah, serta mata air di dalam gua, stalakmit Kasur Nabi Sulaiman dan dinding batu tempat pertapaan Aji Saka. 

Gua Ratu dan Gua Putri 
Tempatnya di perbukitan kapur Pulau Nusakambangan tengah, dengan panjang 4 km, lebar 20 m, dihiasi stalaktit dan stalakmit, ada batu Ganda Mayit dan Batu Selendang Mayang. 

Gua Ronggeng 
Tempat di Pelawangan sepanjang 60 m, lebar 10 – 20 m , di ujung barat Pulau Nusakambangan, dicapai lewat Majingklak dengan perahu Compreng 30 menit, lalu berjalan 10 menit ke goa. 

Gunung Selok 
Lokasinya di Desa Karangbenda, Adipala, dapat ditempuh dengan naik angkutan dari terminal Adipala; ada gua dan benteng peninggalan Jepang, petilasan Padepokan Jambe Lima dan Padepokan Jambe Pitu. 

Gunung Srandil 
Lokasinya sama di Desa Karang Benda, Adipala, 26 Km dari pusat kota, dengan gua, pantai, petilasan dan koleksi flora fauna, ditempuh dengan naik bus jurusan Cilacap-Jatijajar-Kebumen. 

Kampung Laut 
Tempat Wisata berupa rumah panggung di atas permukaan air laut, di hutan bakau Segara Anakan, dicapai dari dermaga Seleko, 4 jam dengan perahu compreng, 2 jam dengan perahu motor.

Wisata Alam Hutan Bakau Kampung Laut dan Benteng Pendhem Cilacap

Kuliner Pantai Teluk Penyu
Lokasinya di Cilacap Selatan, 2 Km dari kota Cilacap, membentang dari Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap sampai ke Pulau Nusakambangan, dengan pemandangan Pelabuhan Tanjung Intan. Terdapat pasar ikan, warung dan rumah makan lesehan di pantai dengan berbagai sajian masakan ikan laut segar (Sea Food) langsung dari nelayan.

Suasana Pantai Teluk Penyu pada pagi hari

Makam Adipati Gobog 
Terdapat di Kelurahan Tambakreja, Kecamatan Cilacap Selatan, bertahun 1873, ia adalah utusan Kerajaan Pajajaran untuk mencari air mata Kuda Sembrani milik Ratu Nusatembini di daerah Cilacap sekarang, untuk penolak wabah penyakit yang tengah melanda. 

Makam Panembahan Wiling 
Terdapat di Kelurahan Donan, Kecamatan Cilacap Tengah, merupakan makam Pengeran Cakra Ningrat dan Pengeran Suryo Diningrat yang semasa pendudukan Jepang selalu memberi weling/nasehat agar rakyat senatiasa berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 

Makam Ketapang Dengklok 
Terdapat di Kelurahan Tegalkamulyan, Kecamatan Cilacap Selatan, merupakan petilasan ditaman terdapat pohon ketapang yang doyong/ dengklok karena konon dihinggapi burung Beri Raksasa. 

Makam Panembahan Daun Lumbung 
Terdapat di Kelurahan Tambakreja, Kecamatan Cilacap Selatan, makam Panembahan Purbasari, Kepala Desa Daun Lumbung yang ditugaskan utusan Amangkurat II untuk menjaga Bunga Wijayakusuma di Nusakambangan, meninggal 1873. 

Makam Santri Undig 
Terdapat di Kelurahan Tambakreja, Kecamatan Cilacap Selatan, bertahun 1873, makam para pengikut Sunan Kalijaga yang meninggal ketika ditugaskan bersama sang sunan untuk mencari pusaka kerajaan Demak. 

Monumen Dharma Pusaka 1945 
Terletak di Jl. Cigaru Desa Jenang, Kecamatan Majenang, dirancang 1989, diresmikan 12 Desember 1995, untuk mengenang para pahlawan yang gugur semasa perang kemerdekaan di kecamatan ini. 

Monumen Juang Gumilir
Terletak di Kelurahan Gumilir, Kecamatan Cilacap Utara, dibangun tahun 1975, sebagai tengara pertempuran antara Tentara Republik Indonesia melawan Belanda pada 4 Agustus 1947 yang banyak menelan korban. 

Monumen Juang Soma Bren 
Terletak di Kelurahan Gunungsimping, Kecamatan Cilacap Tengah, diresmikan pada 10 Nopember 1976 sebagai tengara meninggalnya 27 orang yang dibunuh di rumah Soma oleh tentara Belanda pada 1 Agustus 1949, dengan senapan bren. 

Museum Soesilo Soedarman 
Didirikan di Desa Gentasari, Kecamatan Kroya yang menyimpan koleksi benda-benda yang dimiliki oleh keluarga besar Soesilo Soedarman. 

Pantai Jetis 
Tempat Wisata di Desa Jetis, Nusawungu, 40 km dari Cilacap, dengan gelombang Laut Selatan, pemandangan pegunungan kapur sepanjang 3 km, dan panorama muara Kali Bodo. 

Pantai Ketapang Indah 
Lokasinya di Desa Sidaurip, Kecamatan Binangun, dengan pemandangan pantai yang ditumbuhi pohon kelapa di sepanjang bibirnya, dan panorama debur ombak Laut Selatan. 

Pantai Pasir Putih 
Lokasinya di sebelah selatan Pulau Nusakambangan, dihiasi dengan bebatuan karang dan ombak Laut Selatan dahsyat, dicapai dengan berjalan kaki sepanjang 600 m dari Pantai Permisan. 

Pantai Permisan 
Lokasinya di Pulau Nusakambangan dengan pemandangan ombak Laut Pantai Selatan, panorama pulau kecil, karang, Batu Syahrir; dicapai dari Pelabuhan Lomanis atau Pelabuhan Wijayakusuma. 

Pantai Ranca Babakan 
Lokasinya di ujung barat Pulau Nusakambangan, 35 km dari dermaga Sodong; dicapai dari Pelabuhan Seleko dengan Perahu Compreng, turun di pantai dekat Plawangan. 

Pantai Singkil Indah 
Lokasinya di Desa Karangpakis, Kecamatan Nusawungu, yang letaknya sekitar 3 Km dari pantai Ketapang Indah. 

Pantai Widarapayung 
Tempat Wisata di Kab. Cilacap yang dilengkapi dengan kolam renang dan gardu pandang di Desa Widarapayung, Binangun, 35 km kearah timur dari Kota Cilacap, diakses dengan naik bus umum jurusan Cilacap – Gombong. 

Pelabuhan Tanjung Intan 
Lokasinya di pantai selatan Kota Cilacap yang merupakan satu-satunya pelabuhan samudera yang berada di bagian selatan Pulau Jawa menghadap Samudra Indonesia dan Benua Australia.

Pintu Gerbang masuk pelabuhan

Pertamina Unit Pengolahan IV Cilacap 
Terdapat di pantai selatan Kota Cilacap dengan luas areal 6,8 Ha terdiri dari 4,3 Ha untuk membangun kilang dan 2,5 Ha untuk tanki. 

PLTU Karang Kandri
Lokasinya di pintu masuk kota Cilacap dibangun 2004, diresmikan 14 November 2006, beroperasi menggunakan batubara 2 juta ton/tahun, memasok jaringan listik Jawa-Bali berkapasitas 2 x 300 MW. 

PLTU Karang Kandri

Pulau Nusakambangan 
Pulau dengan panjang 36 Km; ada Benteng (Klingker, Pendem), Gua (Masigitsela, Ratu), Mercu Suar, Monumen Altileri, Pantai Karang Bandung (Bunga Wijayakusuma), penjara narapidana klas berat, dll. 

Segara Anakan 
Tempat Wisata Cilacap berupa kawasan laguna seluas 40 ha di belakang Nusa Kambangan; dicapai dengan perahu nelayan, dengan ekosistem rawa bakau dengan stuktur hutan terlengkap di Pulau Jawa. 

Seleko 
Tempat Wisata Cilacap berupa sebuah dermaga kecil yang langsung menghadap hutan bakau di barat Cilacap, dimana pengunjung bisa menikmati pemandangan saat matahari terbenam di batas cakrawala. 

Semen Holcim 
Dahulu bernama Semen Nusantara, dibangun pada 1974, pada 2001 berubah menjadi Holcim, memiliki kapasitas produksi 780 ton/hari.

Pabrik Semen Holcim

Hotel di Cilacap 

Untuk beristirahat bersama keluarga setelah berkeliling ke tempat-tempat wisata, dapat beristirahat dan menginap di hotel yang ada:

1.    Anggrek Hotel Cilacap
Anggrek 16, Cilacap. 0280-533835

2.    Arafah Hotel Cilacap
Sudirman, Cilacap. 0280-533646

3.    Arimbi Hotel Cilacap
Perintis Kemerdekaan 10, Cilacap. 0280-541686

4.    Asri Hotel Cilacap
Rambutan 38, Cilacap. 0280-534962

5.    Bhima Indah Hotel Cilacap
Bhima 105, Cilacap. 0280-535568

6.    Cilacap Indah Hotel Cilacap
Soedirman, Cilacap. 0280-533543

7.    Cipto Arum Hotel Cilacap
Dr. Cipto, Cilacap. 0280-540842

8.    Dafam Hotel Cilacap
Wahidin 15, Cilacap. 0280-520097

9.    Damai Hotel Cilacap
Rambutan 52, Cilacap. 0280-534359

10. Delima Hotel Cilacap
Sudirman 3, Cilacap. 0280-533410 – 535023

11. Harnita Agung Hotel Cilacap
Gatot Subroto 88, Cilacap. 0280-533876

12. Husadha Hotel Cilacap
Sirkaya 25, Cilacap. 0280-533176

13. Julias Hotel Cilacap
Pemintalan 50, Cilacap. 0280-533784

14. Kebon Manis Hotel Cilacap
Perintis Kemerdekaan 25, Cilacap. 0280-545699

15. Lima Hotel Cilacap
Nangka, Cilacap. 0280-535346

16. Marina Hotel Cilacap
Boedi Oetomo 99, Cilacap. 0280-535533

17. Meilias Hotel Cilacap
MT. Haryono 71, Cilacap. 0280-532393

18. Murni Hotel Cilacap
Pasar 10/323, Cilacap. 0280-532917

19. Mutiara Hotel Cilacap
Gatot Subroto 136, Cilacap. 0280-531545 / 46

20. Nusantara Hotel Cilacap
Dr. Soetomo, Cilacap. 0280-532506

21. Pojok Hotel Cilacap
Pasar 4, Cilacap. 0280-536102

22. Ramayana Hotel Cilacap
Gatot Subroto 99 A, Cilacap. 0280-534315

23. Santi Sanjaya Hotel Cilacap
Suprapto, Cilacap. 0280-533781

24. Saraswati Hotel Cilacap
Rajiman 55, Cilacap. 0280-542938

25. Sri Kandi Hotel Cilacap
Gatoto Subroto 78, Cilacap. 0280-533722

26. Tanjung Permata Hotel Cilacap
Tanjung, Cilacap. 0280-5384825

27. Teluk Penyu Hotel Cilacap
Dr. Wahidin 42 – 57, Cilacap. 0280-534304

28. Tiga Intan Hotel Cilacap
Martadinata 192, Cilacap. 0280-520866

29. Wijayakusuma Hotel Cilacap
A. Yani 12, Cilacap. 0280-534871


Berlanjut ke Sesi berikutnya.....