Yoo.. Hindari Perilaku Korup...!!

Kamis, 04 Juni 2015

TIM INDONESIA MENANG MUTLAK PADA LOMBA TEMBAK INTERNASIONAL DI AUSTRALIA

Kontingen TNI Lomba Tembak BISAM 
Kalah Lomba Tembak, AS dan Australia Minta Senjata TNI AD Dibongkar

Tim Indonesia menang mutlak dalam lomba tembak internasional di Australia. Dikalahkan oleh jawara dari TNI AD, tim Amerika Serikat dan tim Australia meminta senjata yang digunakan tim Indonesia dibongkar. "Memang ada upaya penjegalan. Mereka minta senjata tim kita dicek saat pertandingan. Minta dibongkar", ungkap Kadispen TNI AD Brigjen Wuryanto saat berbincang melalui telepon, Selasa (2/6/2015) malam.

Prestasi tim TNI AD memang patut dibanggakan karena mengharumkan nama Indonesia dalam kancah dunia. Tim berhasil menjadi juara dan menang telak dengan memboyong 30 medali emas, 16 perak dan 10 perunggu dalam Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) 2015 yang digelar 20-23 Mei lalu itu.

TNI AD menyabet gelar juara Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) yang digelar di Victoria, Australia. Tim ini mengalahkan tuan rumah Australia dan AS yang masing-masing harus puas di posisi dua dan tiga.

"Kita hasilnya luar biasa. Sepanjang pertandingan upaya menjatuhkan mental tim kita dilakukan secara luar biasa oleh mereka", kata Wuryanto.

Upaya tersebut, dicontohkan Wuryanto, adalah misalnya dengan diskriminasi peraturan terhadap tim TNI AD. Jika peraturan bagi tim AS dan tim Australia dimudahkan, maka beda halnya dengan apa yang didapat tim Indonesia dalam pertandingan tersebut.

"Ada peraturan yang dibeda-bedakan. Kalau untuk mereka dibuat gampang, buat kita dipersulit. Termasuk mereka minta senjata kita dibongkar, tentu saja tidak kita ijinkan", tutur Jenderal Bintang 1 itu.

Entah apa yang membuat tim AS dan tim Australia 'paranoid' seperti itu. Padahal sudah terbukti, selama 8 tahun berturut-turut, tim Indonesia berhasil keluar menjadi juara dalam pertandingan yang sama. Sangat membanggakan!

"Ini tahun ke-8 berturut-turut kita jadi juara. Itu menggetarkan mereka. Walau ada upaya penjegalan, tapi toh kita tetap menang", ucap Wuryanto bangga.

Tim Australia sendiri dalam turnamen AASAM 2015 menduduki peringkat kedua dengan raihan yang terpaut jauh dari tim Indonesia. Angkatan Darat Australia hanya berhasil mendapat 4 medali emas, 9 perak, dan 6 perunggu. Sementara di posisi ketiga, tim AS berhasil mengantongi 4 medali emas, 1 perak, dan 2 perunggu.


Prajurit Kopassus latihan menembak dengan SS-2, Foto: Kaskus.co.id
Selama perhelatan yang mengharumkan nama Indonesia, tim TNI AD menggunakan 4 jenis senjata. Yaitu senjata buatan dalam negeri produksi PT Pindad jenis SS-2 V-4 Heavy Barrel dan Pistol G-2 (Elite & Combat). Tim juga menggunakan 2 senjata buatan Belgia yakni senapan SO-Minimi dan senapan GPMG (General Purpose Machine Gun), serta senjata sniper AW buatan Inggris.

Diminta Dibongkar, Inilah Kehebatan Senapan SS2 Buatan Pindad

Tim dari Australia dan Amerika Serikat meminta senapan buatan Pindad, yang digunakan tim TNI AD untuk memenangi kejuaraan lomba tembak, dibongkar. Mereka seolah tak percaya dengan prestasi pasukan Indonesia. Seperti apa spesifikasi senapan itu?

Kadispen TNI AD Brigjen Wuryanto mengatakan, pihak AS dan Australia sempat berupaya meminta agar senjata yang digunakan tim Indonesia dibongkar. Tentu saja senjata itu tak lain adalah senapan SS-2 V-4 Heavy Barrel dan pistol G-2 buatan Pindad.

"Memang ada upaya penjegalan. Mereka minta senjata tim kita dicek saat pertandingan. Minta dibongkar," kata Wuryanto.


Inilah Wujud Senjata SS2 Produk PT Pindad
SS2, singkatan dari Senapan Serbu 2, adalah senapan serbu buatan PT Pindad yang merupakan generasi kedua dari senapan serbu Pindad sebelumnya, SS1. Menurut Pindad, melalui laman websitenya, SS2 memiliki desain yang lebih ergonomis, memiliki akurasi yang lebih baik, tahan terhadap kelembaban tinggi dan lebih ringan.

Jarak jangkauan tembak SS2 mencapai 400- 500 meter dan dilengkapi teleskop Trijikon atau Close Quarter/Tactical CQT. Senjata SS-2 dapat dipasang: peredam, teropong malam, bayonet, serta pelontar granat kaliber 40 milimeter. Tak hanya itu saja, popornya dapat dilipat, sehingga mudah untuk dibawa oleh prajurit di lapangan.

SS2 menggunakan peluru kaliber 5.56 x 45 mm standar NATO dan memiliki berat kosong 3,2 kg, sebagai catatan SS1 varian awal memiliki berat kosong 4,01 kg. Pada tahun 2006, TNI-AD membeli 10.000 pucuk senapan SS2.

Senapan itu dilengkapi ball stoper. Ketika peluru habis ditembakan, penembak tidak perlu mengokang kembali senjata untuk pengisian magazin.

SS2 V4 saat ini menjadi pegangan reguler Kopassus, Kopaska dan sebagian Brimob. Dikutip dari berbagai sumber, Brunei, Iraq dan Myanmar dikabarkan sedang bernegosiasi dengan Pindad untuk pembelian senapan ini, dalam jumlah besar.

Sedangkan untuk pistol GR Elite buatan Pindad yang digunakan tim TNI AD merupakan senjata dengan kaliber 9x19 mm. Sedangkan untuk versi Combat memiliki kaliber 9x19 mm. Kedua senjata ini bisa diisi dengan 15 peluru. Jangkauan tembaknya bisa mencapai 25 meter.

Kisah Kesaktian Senapan Serbu SS-2

Akhir-akhir ini masih santer di telinga masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat yang mengikuti berita dan informasi seputar dunia militer. Tidak lain karena Tentara Nasonal Indonesia kembali menunjukan profesionalitasnya sebagai abdi negara dan mengharumkan nama Indonesia dengan meraih prestasi pada salah satu ajang kejuaraan menembak antarprajurit internasional. Beberapa waktu yang lalu tim tembak TNI berhasil kembali menyabet juara umum pada ajang kejuaraan menembak Brunei International Skill at Arms Meet (BISAM) ke-11 di Brunei Darussalam. Setelah sebelumnya pada tahun 2014, tim tembak TNI juga berhasil mempertahankan Juara Umum dalam kejuaraan menembak antarprajurit Angkatan Darat se-ASEAN, dalam Asean Armies Rifle Meet (AARM) 2014 di Hanoi, Vietnam.

Kontingen TNI Lomba Tembak BISAM (Brunei International Skill Arms Meet) ke-11 tahun 2015 Brunei Darussalam, di Ruang Hening Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (3/2/2015). (Puspen TNI)

Melihat prestasi yang secara berturut-turut diraih oleh TNI, timbul rasa penarasan dan pertanyaan di benak masyarakat umum, seperti pertanyaan dari seorang supir pribadi yang beberapa waktu yang lalu mengobrol dengan saya. “Hebat ya TNI sekarang, disaat Polri lagi ribut sama KPK, ini malah juara lomba lagi. Sebenarnya apa rahasianya sampai bisa mengalahkan negara-negara besar seperti Amerika dan Inggris?.” tuturnya.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, di bawah ini akan ditemukan jawabannya. Diambil dari salah satu artikel dari Majalah Angkasa Edisi Koleksi No.912014 “Rahasia Di Balik Sistem Senjata Rancangan Indonesia” , Akan dibahas “kesaktian” dari senapan serbu SS-2 yang menjadi senjata andalan TNI dalam setiap Kejuaraan menembak baik nasional maupun internasional.

“Senapan serbu SS-2 yang mulai dirancang pada tahun 2001, saat ini sudah biasa dioperasikan oleh pasukan TNI dalam jumlah besar. Sejumlah prestasi pun telah berhasil diukir berkat tingkat akurasi yang tinggi dari senapan SS-2 ketika digunakan diberbagai ajang lomba menembak”.

Pasukan TNI yang pertama kali menggunakan senapan serbu buatan Pindad adalah Kopassus (2006). Sebelum digunakan oleh pasukan TNI, produksi senapan SS-2 ternyata melalui kisah yang unik dan sempat membuat bingung Direktur Pindad saat itu, Budi Santosa (2003). Untuk memutuskan rancangan SS-2 diproduksi atau bukan ditentukan oleh ahli dari kalangan militer, melainkan dari warga sipil yang notabene masih merupakan seorang anak-anak.     
Pada tahun 2003, Budi yang kebingungan untuk menentukan desain akhir SS-2 berjalan-jalan bersama anaknya yang masih duduk di bangku kelas 4 SD. Dia lalu bertanya kepada anaknya, apakah sudah pernah pegang bedil dan dijawab belum. Mendapat jawaban itu, ia belum merasa puas dan bertanya lagi, apakah anaknya pernah bermain senjata di video games dan dijawab sudah. Mendapat jawaban itu, ia merasa senang dan kemudian mengajak anaknya ke lorong tembak.

Di lorong tembak yang biasanya dipakai Pindad untuk menguji senjata, Budi kemudian mengambil kursi dan menempatkannya di posisi tengah-tengah, lalu diambil pula senjata SS-2 dan diletakkan di meja tembak. anaknya yang disuruh duduk di kursi untuk posisi menembak tampak tertegun. Namun kemudian ia memandu anaknya untuk menembakkan senapan SS-2. Sejumlah tembakan pun dilepaskan anak SD kelas 4 itu secara agak sembarangan. Pada akhirnya, tembakan tepat mengenai sasaran di bagian tengah.

Atas hasil tembakan itu, Budi berkomentar, seperti yang ditulis dalam buku Pijakan untuk Kemandirian Bangsa (30 tahun PT Pindad Persero). “Memang hasil tembakannya enggak tepat, tapi itu karena pisir dan pejera berbeda”, tutur Budi. “Yang terpenting, saya bisa tahu ternyata anak sekecil itu bisa menembakkan senapan SS-2 dengan nyaman dan kena sasaran. Saya pikir, anak kecil saja bisa menembak seakurat itu, apalagi tentara yang sudah terlatih. Kalau tentara enggak bisa pakai SS-2, ya malu-maluin”.

Atas keputusan produksi senapan SS-2, mantan staf ahli dan tim khusus senjata Pindad, Kolonel (purn) TNI Peter Hermanus, ketika ditemui Angkasa dikediamannya, Cimahi, Jawa Barat, bulan Agustus 2014, mempunyai pendapat sendiri. Menurutnya. SS-2 yang merupakn kombinasi kecanggihan sejumlah senapan serbu dari berbagai negara memang tidak perlu diragukan lagi untuk digunakan oleh TNI. Dalam proses pembuatannya, sedikitnya senapan SS-2 merupakan gabungan konstruksi dari senapan SS-1, K-2 dan Avtomat Kalashnikova-47 (AK-47)

“SS-2 sebenarnya merupakan senjata yang canggih karena adanya unsur kombinasi itu. Coba perhatikan moncongnya seperti senapan AK-47, popornya SS-1, magazine-nya seperti punya M-16, senapan itu memang gabungan dari berbagai senapan serbu mutakhir. Jadi, dijamin pasti bagus,” jelas Hermanus.

Masih kata Peter, butuh waktu lebih dari satu tahun untuk menyelesaikan proses pengembangan SS-2. Varian SS-2 yang dirancang dan dibuat prototipe-nya adalah SS-2 V1, SS-2 V1 Heavy Barrel, SS-2 V2, SS-2 V2 Heavy Barrel, SS-V4, SS-2 V4 Heavy Barrel dan SS-2 V5. Meskipun merupakan pengembangan dari SS-1, berdasarkan hasil rancangan tim khusus, SS-2 memiliki keunggulan. Beratnya lebih ringan, mudah menembak tepat pada jarak-jarak tertentu karena dilengkapi pisir berbentuk O yang dapat diatur sesuai dengan sasaran 100m, 200m, 300m dan seterusnya. mudah menentukan posisi pipi dan mata pada lubang pisir, serta bisa dipasangi teleskop yang bisa dipasang adalah Trijikon atau close quarter/tactical (CQ/T) karena pada bagian atas receiver terdapat dudukan yang dinamai pikatini rail.

“Senapan SS-1 tipe HB diperuntukan khusus untuk lomba tembak karena memiliki tingkat akurasi yang baik dan itu sudah terbukti dalam kejuaraan tembak, baik tingkat nasional maupun internasional.” tutur Peter

Pestasi Internasional

Senapan SS-2 yang khusus digunakan untuk lomba menembak itu, pada tahap awal diproduksi sebanyak 165 pucuk. Senapan ini digunakan dalam lomba menembak Asean Armies Rifle Meet (AARM) 15/2005, yang berlangsung di Brunei Darussalam pada bulan September 2005, selain AARM 15/2005, TNI juga mengikuti lomba menembak Brunei International Skill at Arms Meet (BISAM) 2005.

Untuk kepentingan lomba menembak itu, sebelumnya PT Pindad telah melakukan serangkaian uji coba. Uji menembak yang sudah dilakukan berlokasi di Lapangan Tembak Cilodong (Kostrad) dan pengujian lintasan peluru pada jarak 400 m serta pemilihan peluru khusus lomba di PT Dahana, Turen, Malang, Jawa Timur. Dari hasil uji coba dengan mengerahkan para prajurit TNI yang memiliki prestasi menembak terbaik itu sedikitnya ada 11 masukan untuk pemenuhan kriteria senjata lomba menembak.

Dari hasil masukan saat uji coba itu selanjutnya dibuat tiga varian SS-2 untuk kepentingan sertifikasi. Ketiganya adalah SS-2 Standard, SS-2 Medium Barrel dan SS-2Heavy Barrel, khusus untuk lomba menembak. Setelah dicapai kesepakatan karena kegiatan lomba menembak tingkat internasional membawa nama baik bangsa dan juga pamor TNI, diperoleh keputusan untuk keperluan lomba menembak akan digunakan senapan SS-2 V4. Namun sebelum digunakan untuk lomba menembak, serangkaian uji coba telah dilakukan di Lapangan Tembak Halim Perdanakusuma Jakarta, yang berlangsung pada bulan Juni 2004.

Dalam kesempatan itu, Assops Kasum TNI, Mayjen Adam Damiri, yang langsung menyaksikan uji tembak, mengkritisi karena kalau dilepas teropongnya, SS-2 V4 ternyata tidak bisa digunakan untuk menembak sasaran dengan bidikan. Ini jelas merupakan kelemahan besar untuk senjata bidik, apalagi senapan ini juga tergolong sebagai senapan serbu.

Sejumlah langkah pun harus dilakukan untuk menghasilkan SS-2 yang lebih sempurna untuk lomba menembak. Setelah dilakukan penyempurnaan, uji coba tahap kedua kembali dilaksanakan pada bulan Agustus 2004 dengan hasil cukup memuaskan ketika digunakan untuk menembak pada jarak 500 meter. Namun Mayjen Damiri masih merasa belum puas dan memberikan 11 masukan untuk segera dilakukan koreksi.

Atas masukan tersebut, tim khusus pembuat SS-2 PT Pindad kembali bekerja keras untuk melakukan penyempurnaan. Salah satunya adalah dengan menggunakan pegas dan konstruksi gigi baru yang lebih tebal. uji coba tembak SS2 V4 yang sudah disempurnakan pun dilaksanakan di lapangan tembak yang berlokasi di Lapangan Tembak Batujajar, pada bulan Oktober 2004 dan hasilnya ternyata memuaskan. Tim penembak TNI pun berangkat ke ajang lomba tembak yang berlangsung di Brunei pada tahun 2005 dengan penuh percaya diri karena berbekal SS-2 V4 yang telah disempurnakan.


Budi Santoso Dengan SS2 Buatannya

Hasil kerja keras tim SS-2 Pindad selama hampir tiga tahun ternyata membuahkan hasil yang sangat memuaskan. Pasalnya, dengan menggunakan SS-2 V2 HB, penembak TNI, Sertu Habdi, berhasil memenangkan lomba menembak dan membawa pulang medali emas di AARM 15/2005. Sementara itu, pada ajang BISAM 2005, regu tembak TNI yang menggunakan senapan SS-2 V4 HB, yang sudah dilengkapi alat bidik CQ/T pembesaran 1-3 x 14mm, berhasil tampil sebagai juara umum dengan raihan tujuh emas dan medali perak. Kejuaraan yang didominasi oleh tim TNI itu jelas menimbulkan kegemparan sekaligus kekaguman dan senapan SS-2 V4 HB pun menjadi senapan yang paling dibicarakan. Atas keberhasilan tersebut, tim menembak TNI untuk pertama kalinya bisa membawa pulang Sultan Brunei Darussalam.

Atas keberhasilan mengembangkan, mendesain dan memproduksi SS-2, yang tidak kalah dibandingkan dengan kualitas senapan sejenis dari negara-negara lain, Budi Santosa kemudian dianugerahi penghargaan Satya Lencana Pembangunan, yang diberikan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada bulan Desember 2006.

Anugerah juga diberikan kepada tim penembak Indonesia, setelah pada lomba tembak AARM XVI/2006 yang berlangsung di Hanoi, Vietnam, bulan Novembar-Desember 2006, tim dari TNI kembali meraih juara umum dengan menyabet 24 medali emas, 10 perak, dam dua perunggu. prestasi yang berhasil diukir oleh tim tembak TNI itu benar-benar terwujud berkat “kesaktian” senapan SS-2.


Bersama editor, Budi Santoso  (tengah kacamata) adalah pribadi yang hangat
Nah, Tentunya sekarang kita sudah mengetahui apa sebenarnya rahasia dari senapan SS-2 yang menjadi andalan TNI dalam setiap ajang Kejuaraan menembak baik di tingkat nasional maupun internasional. Selain tentu saja kualitas individu prajurit baik jasmani dan rohani yang terus-menerus dilatih dan ditingkatkan kemampuannya, kualitas senapan yang menjadi alat vital pendukung individual prajurit dalam setiap operasi peperangan dan operasi selain perang serta dimasa damai, seperti saat mengikuti kejuaraan menembak ini menjadi hal yang sangat penting untuk terus-menerus dikembangkan sesuai yang diperlukan TNI sebagai operator. Semoga informasi yang dapat penulis sampai ini dapat bermanfaat dan Bravo untuk TNI, selalu siaga dalam profesionalitas dan menjunjung tinggi Sapta Marga serta Sumpah Prajurit, Komando!

Sumber:
detikNews, Rabu, 03/06/2015 05:20 WIB, Elza Astari Retaduari.
Majalah Angkasa Edisi Koleksi No. 91, tahun 2014. “Rahasia Di Balik Sistem Senjata Rancangan Indonesia.” PT Mediarona Dirgantara.

1 komentar: