Yoo.. Hindari Perilaku Korup...!!

Selasa, 18 Juni 2013

KONTRASEPSI IMPLANT TUNGGAL LEBIH EFEKTIF


Pemasangan Implant Tunggal
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mulai melihat efektivitas kontrasepsi  implant tunggal (satu batang) dibandingkan dengan alat kontrasepsi lain yang sama-sama punya metodologi jangka panjang seperti IUD atau spiral. Selain lebih efektif, implant satu batang proses pemasangannya lebih mudah.

Diutarakan   Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN  Julianto Witjaksono  kontrasepsi berbentuk batang  berukuran kurang dari 3 cm ini dalam penggunanya  cukup dimasukan ke dalam lapisan kulit di bagian lengan.
“Ini adalah salah satu metode kontrasepsi efektif jangka panjang, implant efektif mencegah kehamilan selama  kurang lebih 3 tahun,” ungkap Julianto kepada wartawan, Selasa (18/6/2013).

Implant sendiri adalah alat kontrasepsi yang mulai ada ejak tahun 1967. Berbentuk seperti korek api yang didalamnya mengandung hormone progestin. Pada tahun 1983, implant pertama kali dipasarkan di tanah air yang terdiri dari enam batang.
Pada tahun 2000, generasi baru muncul, yakni hanya terdiri dari satu batang. Namun ketika itu, harganya tergolong lebih mahal. Namun pada awal tahun 2010 implan satu batang mulai dilirik karena harganya lebih terjangkau.

Saat  ini  BKKBN tengah melakukan sinkronisasi program pencapaian pembangunan milenium (MDGs) MDGs dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM) 2014  melalui program Keluarga Berencana (KB). BKKBN menilai, alat KB berupa pil dan suntikan sifatnya jangka pendek dan kerap gagal.

Kini hanya tersisa dua pilihan alat kontrasepsi jangka panjang, yakni implant dan IUD. Namun belakangan, IUD mempunyai kelemahan yakni, kerap terjadi perubahan lokasi atau translokasi atau keluar dari rahim. Akibatnya, walaupun peserta KB memakai IUD, kerap terjadi kehamilan.
"Karena itu implan satu batang cocok untuk kontrasepsi jangka panjang, ini lebih efektif. Tingkat kegagalan lebih sedikit dibanding IUD,” ungkap Julianto.
Lebih jauh Julianto menjelaskan, jika dipasang dengan benar, metode kontrasepsi ini memiliki efektivitas sampai 99% dengan tingkat kegagalan hanya 0,05 dari 100 wanita yang memakainya.

Sebelumnya, Dr Sudibyo Alimoeso, Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) juga menegaskan penggunaan kontrasepsi  sederhana, seperti pil, kondom, dan suntik, belum mampu menekan laju pertumbuhan penduduk.

Dalam 10 tahun terakhir, TFR (total fertility rate) masih stagnan sebesar 2,6 atau pasangan suami-istri di Indonesia rata-rata memiliki hampir tiga anak. Padahal lembaga ini menargetkan TFR dapat ditekan jadi 2,1.

Tribunnews.com, Selasa, 18 Juni 2013 16:26 WIB, Re-post by Bio