Ridwan dengan kuda kesayangan |
Kali ini
pembaca saya ajak untuk mengenal profil Ridwan Sururi, seorang perintis
Perpustakaan Kuda Keliling dari Puncak Gunung Slamet.
Ridwan memperoleh buku-buku dari
sumbangan temannya, Nirwan Arsuka, dan para donatur lain. Buku-buku tersebut
dikumpulkan untuk kemudian ditawarkan kepada sejumlah siswa di sekolah-sekolah
dekat rumahnya setiap Selasa, Rabu dan Kamis.
Kepada BBC Indonesia, Ridwan
mengatakan dirinya tidak mencari uang dari perpustakaan keliling karena dia
"mencari kepuasan batin dari hobi".
"Saya senang sekali dengan
kuda. Biar hobi saya bisa dinikmati dan bermanfaat untuk lingkungan sekitar",
katanya.
Ridwan menyiapkan Perpustakaan Kelilingnya |
Ridwan berfoto bersama Luna, kuda yang setia menemaninya membawa buku ke sekolah-sekolah. "Luna tadinya kuda liar, tetapi saya jinakkan. Saya senang karena dia tidak menendang dan menggigit, makanya saya pilih dia untuk bertemu dengan anak-anak kecil. Kalau dengan Luna dijamin anak-anak aman".
Perpustakaan kuda keliling
beroperasi tiga hari dalam seminggu, dan pada Selasa (05/05), Ridwan bersiap
untuk mengunjungi sekolah-sekolah, memasukkan buku-bukunya ke dalam kotak kayu.
Ide membuka perpustakaan keliling
datang dari kawannya, sesama pecinta kuda. "Dia bilang, 'bagaimana sih
hobi kita bisa bermanfaat untuk masyarakat umum?' Wah, saya bilang itu ide
bagus tapi saya juga tidak tahu bagaimana".
"Lalu, kawan saya Nirwan Arsuka
punya ide menciptakan perpustakaan keliling. Saya langsung setuju. Buku-buku
dikirim dari dia".
Ditemani putrinya Indriani Fatmawati, Ridwan berkeliling kampung |
Ditemani anak perempuannya, Indriani
Fatmawati dan kuda bernama Luna, Ridwan berkeliling. Hari itu, salah satu
tujuannya adalah sekolah dasar Islam Miftahul Hudadi di Desa Serang.
Anak-anak bebas memilih buku |
Anak-anak bebas memilih buku apa
yang akan dipinjam dan Ridwan tidak memungut bayaran. "Tujuan saya
menyebar bacaan, siapa yang mau pinjam saya kasih saja".
Tampak buku bacaan digelar untuk memberi kesempatan anak-anak |
Di SD Miftahul Huda ini para siswa
sibuk melihat buku-buku yang menarik perhatian mereka, termasuk beberapa
majalah dan buku cerita anak. Buku apa yang paling banyak dipinjam? "Buku
cerita anak dan komik seperti Kung Fu Boy dan Naruto", kata Ridwan.
Bagaimana antusiasme anak-anak?
"Yang saya lihat, (anak-anak) lebih senang karena ada kudanya,"
lanjut Ridwan.
Sebelumnya, dalam wawancara dengan
BBC, Ketua Dewan Pertimbangan Ikatan Penerbitan Indonesia (IKAPI), Setia Dharma
Madjid, mengatakan minat baca sebetulnya naik di kalangan pedesaan namun daya beli menjadi hambatan besar.
Kuda ini bukan milik Ridwan tetapi dia rawat dengan kasih sayang |
Ridwan saat ini merawat tiga kuda,
tetapi bukan miliknya.
Apa sudah izin ke pemilik kuda kalau
Luna dipakai keliling? "Belum pernah izin", kata Ridwan sambil
tertawa. "Lagian yang punya kuda sudah lama tidak nengok kuda-kudanya.
Saya miris juga."
Ridwan, yang memiliki tiga anak,
berharap "Kudapustaka" nantinya bisa memiliki kuda sendiri untuk
berkeliling. Dia juga berangan-angan memiliki koleksi buku yang terus bertambah
dan punya bangunan perpustakaan kecil di depan rumahnya.
Dengan prestasi hebat Ridwan ini, tidak
tersentuhkah Departemen Pendidikan Nasional dan Pemerintah Daerah terkait, yang
selama ini lebih mengutamakan tugas rutin yang terlihat saja? Sambutlah secara
nyata, bukankah Ridwan Sururi telah membukakan mata kita, betapa di daerah-daerah
terpencil bahkan di puncak gunungpun anak-anak kita perlu uluran tangan berupa sumbangan
buku-buku bacaan bermutu untuk meningkatkan pengetahuan dan pendidikan.
Kepada adiku Silvia Yulianti di
Germany, terima kasih kontribusinya yang telah mengingatkan hal ini untuk segera
saya unggah di blog.
Sumber; BBC Indonesia, Foto-foto:
Putu Sayoga, Getty Images.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar