Produk UMKM Purbalingga |
Pasca pelantikan pada 28 Desember 2013, Bupati Purbalingga Drs. H. Sukento Rido Marhaendrianto, MM bertekad meneruskan program kerja yang dicanangkan Bupati sebelumnya Drs. H. Heru Sudjatmoko, M.Si.
Sukento mencanangkan tahun 2014 sebagai Tahun Produk Lokal Purbalingga, dimana tahun 2014 akan menjadi tonggak bagi bergeliatnya produk-produk UMKM di Purbalingga.
Bupati Sukento juga mencanangkan sebagai Tahun Produk Lokal Asli Purbalingga.
“Produk lokal juga akan kita galakan. Kami ingin masyarakat lebih mencintai produk sendiri. Potensinya ada”, jelas Sukento.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, saat melantik dirinya menjadi bupati definitif akhir pekan kemarin, bahkan memberikan peringatan kepada para pelaku UMKM di Purbalingga untuk bersiap menghadapi era masyarakat ekonomi Asean yang akan berlaku 2015 mendatang.
“Produk lokal kita harus mampu bersaing dengan barang-barang produksi negara lain. Kalau hari ini kita tidak siap, mampuslah kita”, pesan Ganjar.
Pencanangan tahun produk asli Purbalingga langsung direspon Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Dinperindagkop) Kab. Purbalingga dengan menggelar temu bisnis Prospek Produk UMKM Pasar Ritel, Senin (30/12/2013).
Kegiatan ini diadakan, menurut Kasi Pembinaan dan Pengembangan UMKM Dinperindagkop, Adi Purwanto, untuk menfasilitasi produk-produk UMKM Purbalingga masuk pasar ritel. Menurutnya, banyak potensi produk asli Purbalingga yang dapat masuk pasar ritel khususnya melalui PT. Sumber Alfaria Trijaya cabang Cilacap yang mengelola toko ritel Alfamart.
“Persyaratan dan system yang dipakai tidak terlalu sulit untuk dipenuhi oleh pelaku UMKM Purbalingga,” katanya.
Adi menyebut, salah satu produk rajutan benang yang diproduksi oleh Prapti Yari bahkan langsung dapat diterima masuk Alfamart saat acara berlangsung. “Beberapa hari kedepan, Dinperindagkop bersama para pelaku UMKM akan membawa contoh produk UMKM ke Cilacap”, tambahnya.
Selain dua komitmen itu, Bupati Sukento juga terus mendorong pembangunan bidang pendidikan, kemudian kesehatan khususnya menghadapi program baru dari pemerintah yakni berlakunya Jaminan Kesehatan Nasional (JSN) oleh Badan Pelaksana Jaminan Sosial (BPJS) mulai 1 Januari 2014.
Penanggulangan kemiskinan dan meningkatkan investasi di Purbalingga terus menjadi perhatian dan komitmen Sukento di tahun 2014. Untuk mengatasi kemiskinan, Sukento akan memfokuskan pada optimalisasi UMKM dan realisasi Bandara Wirasaba. Diharapkan masyarakat Purbalinggapun mendukungnya dengan membeli produk-produk garapan para perajin Purbalingga, seperti sapu glagah, sepatu, berbagai macam kerajinan, knalpot dan sebagainya.
“Untuk tindak lanjut pembangunan Bandara Wirasaba, saya sudah perintahkan untuk mengumpulkan data sejak 2006 dan dikaji. Setelah itu kita ber-enam (bupati Barlingmascakeb-red) bersama Danlanud (Wirasaba-red), akan kembali menghadap KSAU. Targetnya Januari 2014 secara administrasi sudah Clear”, terang Sukento.
Sukento mengharapkan, apa yang menjadi target pembangunan tahun 2014 nanti, dapat terus didukung oleh segenap jajaran pemerintahan dan berbagai komponen masyarakat kabupaten Purbalingga. Semangat kebersamaan yang selama ini telah berjalan harus terus digelorakan bahkan lebih ditingkatkan lagi.
“Kita teruskan program Bupati terdahulu Pak Heru Sudjatmoko, dan kita sambut programnya Pak Ganjar Pranowo untuk provinsi Jawa Tengah”, tandasnya (Sumber: Humas Kab. Purbalingga).
memang sebenarnya produk lokal tidak kalah dengan produk manca negara asal para pelaku bisnis tidak mencari keuntungasn yg tinggi, biasanya dibuaat dengan ukuran yang tidak standar/di bawah standar sehingga tidak bisa bersaing dengan produk luar. Berikutnya karena masyarakat kita biasa dinina bobokan oleh lingkungan yg serba ada, maka untuk menemukan, menci[pta atau membuat produk lokal yg ada untuk di populerkan, banyak yg tdak berkembang, maka dengan dibukanya kesempatan oleh promgram Bupati Purbalingga membuka peluang yg lebih banyak untuk masyarakat berperan, sehingga produk lokal Purbalingga akan muncul ketingkatan nasional/internasional
BalasHapusHarapan boleh besar, yang terpenting adalah bimbingan dari institusi terkait sejak produk itu didesain, diolah, packing sampai pemasaran dan permodalan yang menunjang. Jangan sampai dilepas begitu saja atau pembiaran.
BalasHapus