Rencana pengembangan Pangkalan Udara (Lanud) Wirasaba menjadi bandara komersial bisa dimanfaatkan untuk mendukung wawasan Nusantara sebagai konsep dasar ketahanan nasional. Yakni dengan mengembangkan potensi yang ada untuk kepentingan ekonomi dan pertahanan.
Lima Bupati Kepala daerah di sekitar lanud Wirasaba sampai dengan detik ini terus berusaha mengembangkan kemampuan lanud Wirasaba menjadi Bandara komersial untuk memicu pembangunan di wilayah Barlingmascakebbo (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, Kebumen dan Wonosobo). Berbagai prosedur untuk mengegolkan niat itu terus ditempuh. Penyusunan konsep dasar, penyelesaian izin-izin, persiapan kajian amdal, kajian teknis, pendanaan dan pemetaan potensi pendukung diinventarisir secara bersama-sama.
Konsep matang (komprehenship) dengan melibatkan Pemerintahan Provinsi dan berbagai pihak terkait termasuk calon pengguna bandara, para pelaku ekonomi dan wisata daerah, juga masyarakat sekitar bandara hendaknya tidak diabaikan karena mereka-mereka ini yang akan menikmati hasil dan menanggung akibat buruknya apabila bandara komersial itu sudah operasional.
Kebiasaan penggelaran proyek dengan prinsip ‘top down’ hendaknya segera ditinggalkan karena tidak dapat mengakomodir keinginan pengguna, masyarakat yang terkena proyek, maupun mengantisipasi dampak buruk secara baik.
Perpaduan Infrastruktur Sipil-Militer
Dosen Pasca Sarjana Universitas Pertahanan Indonesia, Haryo Budi Rahmadi menuturkan, pemerintah Indonesia bisa memenuhi kepentingan ekonomi dan pertahanan sekaligus, dengan cara membangun infrastruktur dengan spesifikasi militer. Salah satu contohnya, jalan sipil di Taiwan yang dibangun dengan kualitas sebuah runway sehingga dalam kondisi tidak normal, bisa digunakan untuk pendaratan dan tinggal landas pesawat militer.
“Kita memiliki lanud untuk militer tetapi didarati pesawat sipil juga sulit. Tidakah ada baiknya kalau kita memiliki lanud untuk kepentingan sipil tapi dengan spek yang siap digunakan sewaktu-waktu untuk kepentingan keamanan negara”, ujar Haryo Budi, dalam kegiatan Ceramah Tentang Prinsip Pokok Daya Saing Sebagai Jembatan Kepentingan Ekonomi dan Pertahanan Nasional, di Pendapa Dipokusuma Purbalingga, Jumat (10/1/2014).
Kegiatan itu diselenggarakan oleh Pangkalan Udara (Lanud) TNI AU Wirasaba bekerjasama dengan Pemkab Purbalingga.
Karenanya Haryo Budi sangat setuju terhadap wacana pengembangan Pangkalan Udara (Lanud) Wirasaba menjadi bandara komersial. Sebab bandara itu kelak akan bernilai ekonomi dan dalam kondisi perang, tetap bisa digunakan untuk kepentingan pertahanan.
Bukan hanya bandara, pemerintah juga diminta membangun infrastruktur jalan dengan spesifikasi teknis untuk kondisi perang yang dapat digunakan untuk pendaratan atau tinggal landas bagi pesawat tempur atau pesawat angkut pasukan dan logistik. Karena dalam perang, dapat saja bandara dan pangkalan-pangkalan militer hancur.
“Sayangnya pemerintah belum dapat mengalokasikan anggaran pertahanan dengan jumlah yang memadai. Sehingga Minimum Essential Forces (MEF) alias kekuatan pokok minimum TNI belum juga tercapai”, katanya.
Sementara, Danlanud Wirasaba Mayor Pnb. Adreas A. Dhewo mengatakan pihaknya menunggu hasil pembicaraan lima bupati, masing-masing bupati Purbalingga, Banyumas, Banjarnegara, Wonosobo dan Kebumen terkait tindak lanjut pengembangan Lanud Wirasaba.
“Kami mendengar lima bupati akan kembali bertemu untuk menyusun konsep kerjasama dan pengelolaan jika menjadi bandara komersial. Baru setelah konsepnya jelas, kita akan kembali meminta ijin KASAU untuk pengembangan bandara komersial” ungkapnya.
Menurutnya; pihak TNI AU bersikap welcome terkait rencana pengembangan tersebut. Pihaknya mendapatkan banyak manfaat dengan adanya pengembangan. Pasalnya selain memiliki dampak positif bagi pengembangan ekonomi, pengembangan Lanud Wirasaba juga tetap bisa digunakan untuk kepentingan pertahanan (Sumber: Dinhubkominfo Kab. Purbalingga).
Izin Kasau Kedaluarsa
Pengembangan Landasan Udara (Lanud) Wirasaba di Desa Wirasaba, Kecamata Bukateja, Purbalingga harus meminta izin ulang dari Kepala Staf TNI AU (Kasau) karena izin terdahulu sudah kedaluarsa.
Komandan Lanud Wirasaba, Mayor Pnb. Andreas A. Dhewo mengatakan, pihaknya akan menindaklanjuti permintaan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo untuk membentuk panitia bersama lima kabupaten. Yaitu dari Purbalingga, Banyumas, Banjarnegara, Wonosobo dan Kebumen dalam mengurus ulang administrasi perizinan pembangunan Lanud Wirasaba menjadi bandara komersial.
Menurutnya, izin pengembangan bandara komersil di lanud tersebut pernah dikeluarkan oleh Kassau pada 2007 lalu. Namun izin tersebut hanya berlaku selama satu tahun. Jika melewati batas itu tidak ada pembangunan, maka izin tersebut dinyatakan tidak berlaku lagi.
"Karena itu harus dilakukan permintaan izin ulang.
Panitia yang akan dibentuk ini akan mengurusi hal tersebut. Sesuai permintaan Gubernur, Januari ini harus sudah selesai. Jika izin ini sudah dapat, tinggal proses pembangunan, sebab Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan juga sudah ada lampu hijau", katanya.
Untuk target dimulainya pembangunan, Danlanud mengaku tidak tahu kapan pastinya. Sebab panitia akan bekerja mulai bulan ini.
Panitia juga harus membuat detail enginering design (DED) soal perencanaan bangunan, panjang runaway (landasan) serta penentuan pesawat yang akan masuk apakah jenis Boeing atau yang lebih pendek jenis Cassa atau Cesna.
"Selain itu, sejauh mana kemampuan RAB dari Pemprov dan Pemkab untuk membiayai pembangunan bandara tersebut", katanya.
Sebelumnya, saat pelantikan Bupati Purbalingga Sukento Rido Marhaendrianto di Pendapa Dipokusumo, Sabtu (28/12/2013), Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meminta kepada bupati untuk bekerja cepat meneruskan proses pengambangan Lanud Wirasaba menjadi bandara komersial hingga akhir masa jabatannya 2015 mendatang (Sumber: Suara Merdeka, 1/1/2014).
Semoga dengan terealisasinya bandara komersial nanti, benar-benar akan membangkitkan perekonomian, meningkatkan kesejahteraan masyarakat wilayah sekitarnya dan dapat mengoptimalkan potensi daerah yang ada.
Disajikan oleh Kang Wirya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar