Gua Bribin Gunung Kidul; Foto Okezone. |
Di mana ada BATAN (Badan Tenaga
Nuklir Nasional) di situ ada air. Begitu kira-kira ungkapan yang melekat pada
lembaga teknologi yang memfokuskan penelitian pada tenaga nuklir. Pasalnya BATAN dapat mencari sumber
air dengan cara mendeteksinya dengan aliran radio isotop. Jika air tersebut
berada tak begitu dalam dari permukaan tanah, pencarian bisa dilakukan dengan
sebuah alat bernama tracer. Mirip seperti alat gegana pendeteksi bom, tracer
pendeteksi air juga akan berbunyi nyaring dan cepat jika menemukan air.
Namun apabila air berada di
kedalaman lebih dari 100 meter, radio isotop dilepaskan pada hulu air yang
berada di gua, dan tracer kembali dilakukan. Di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah
Istimewa Yogyakarta, pada sebuah gua bernama Bribin, teknologi pencari air dari
nuklir itu dilakukan.
Gunung Kidul yang wilayahnya sangat
kering kerap kekurangan air, tapi di bawah tanah kaya akan air. Ada beberapa
sungai yang mengalir di bawah tanah, di kedalaman 100 meter, sungai bawah tanah
Bribin salah satunya.
Sejak tahun 2000 Tim pengeboran
bekerja sama dengan BATAN melakukan studi untuk mencari titik yang tepat untuk
melakukan pengeboran, dan kemudian memompa air di dalam tanah untuk memenuhi
kebutuhan 79.000 jiwa tiga kecamatan di gunung kidul. Dalam proses pencarian
itu, di sanalah teknologi nuklir digunakan.
"Radio isotope dilepas pada air
sungai, dari situ dapat diketahui berapa debit air dan volumenya, apabila
memenuhi kriteria akan dilakukan pengeboran," kata Andre, salah seorang
koordinator pengelola micro hydro di Bribin. Namun tak perlu khawatir, radio
isotop yang dialirkan hanya dalam skala kecil. Dan akan hilang hanya dalam 8
jam. Sama sekali tak mencemari lingkungan.
Mulai
2004, pengeboran dilakukan. Bekerja sama dengan BATAN, Pemda DIY, dan peneliti
asal Jerman, penanaman modul (seperangkat alat yang terdiri dari turbin,
gearbox, dan pompa) pada kedalaman 105 meter dikerjakan dan selesai pada 2010.
Dengan modul tersebut, air dapat ditarik ke atas permukaan tanah dengan debit
20 liter per detik.
Ramadhan Aditya - Okezone
Repost by Kang Wirya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar